Banggar Sepakat APBN 2025 Direvisi, Pertumbuhan Ekonomi Turun Jadi 4,75-5 Persen Defisit Ditambah

Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah bersama Menkeu Sri Mulyani
Sumber :
  • DPR RI

Jakarta, VIVA – Badan Anggaran DPR RI menyampaikan perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga pembiayaan anggaran, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Transformasi Digital jadi Salah Satu Strategi Utama Mendorong Pertumbuhan Ekonomi RI 8 Persen

Hal itu diumumkan dalam rapat kerja bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, usai pihak Banggar menyetujui prognosis semester II dan outlook APBN 2025 sebagaimana yang telah disampaikan pemerintah sebelumnya.

"Kami akan terus menjaga secara hati-hati APBN 2025," kata Sri Mulyani dalam rapat Banggar DPR bersama Menteri Keuangan dan Gubernur BI di DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025.

Gandeng Sektor Riil, Aftech Bakal Dorong Ekonomi Digital Bantu RI Capai Target Ekonomi 8%

Dalam prognosis semester II dan outlook APBN 2025 yang telah disetujui Banggar DPR, Sri Mulyani telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 menjadi kisaran 4,7-5 persen, atau lebih rendah dibandingkan asumsi sebelumnya yang berada di level 5,2 persen.

Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Said Abdullah

Photo :
  • DPR RI
Banggar DPR Restui Sri Mulyani Gunakan SAL 2024 Sebesar Rp 85,6 Triliun Buat Bayar Utang hingga Tambal APBN

Sementara nilai tukar rupiah sampai akhir tahun 2025 diperkirakan akan lebih lemah yakni pada level Rp 16.300-Rp 16.800 per dolar AS, dan imbal hasil SBN ditetapkan masih cukup lebar yakni pada level 7 persen atau dekat batas bawah 6,8 persen.

Selain itu, perubahan postur APBN sampai akhir 2025 juga terjadi pada realisasi pembiayaan anggaran, yang diperkirakan mencapai Rp 662 triliun atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar Rp 616,2 triliun.

Penyebabnya yakni akibat defisit yang diperkirakan melebar hingga ke 2,78 persen terhadap PDB, atau lebih tinggi dari defisit yang sebelumnya dipatok hanya sebesar 2,53 persen terhadap PDB.

"Pelaksanaan APBN 2025 sangat menantang, karena lingkungan yang berubah sangat dinamis dan juga karena ada prioritas-prioritas baru dari presiden yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja ekonomi dan meningkatkan pertahanan dan ketahanan negara kita," ujarnya.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Berikut adalah hasil perubahan terbaru pada asumsi dasar ekonomi makro 2025:

- Pertumbuhan ekonomi 4,7-5 persen dari sebelumnya 5,2 persen

- Inflasi 2,2-2,6 persen dari sebelumnya 2,5 persen

- Tingkat bunga SUN 10 tahun 6,8-7,3 persen dari sebelumnya 7 persen

- Nilai tukar rupiah Rp 16.300-Rp 16.800 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.000 per dolar AS

- Harga minyak mentah Indonesia US$68-82 per barel dari sebelumnya US$82 per barel

- Lifting minyak bumi 593-597 ribu barel per hari dari sebelumnya 606 ribu barel per hari

- Lifting gas bumi 976-980 ribu barel setara minyak per hari dari sebelumnya 1,05 juta barel setara minyak per hari.

Outlook terbaru APBN 2025:

A. Pendapatan negara Rp 2.865,5 triliun dari sebelumnya Rp 3.005,1 triliun

- Penerimaan perpajakan Rp 2.387,3 triliun dari sebelumnya Rp 2.490,9 triliun

- Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 477,2 triliun dari sebelumnya Rp 513,6 triliun

B. Belanja negara Rp 3.527,5 triliun dari sebelumnya Rp 3.621,3 triliun

- Belanja pemerintah pusat Rp 2.663,4 triliun dari sebelumnya Rp 2.701,4 triliun

- Transfer ke daerah Rp 864,1 triliun dari sebelumnya Rp 919,9 triliun

- Keseimbangan primer defisit Rp 109,9 triliun dari sebelumnya Rp 63,3 triliun

- Defisit Rp 662 triliun atau 2,78 persen dari sebelumnya Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen

- Pembiayaan anggaran Rp 662 triliun dari sebelumnya Rp 616,2 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya