Mark Zuckerberg Lagi Ugal-ugalan

Pendiri Meta Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • Food Beast

Jakarta, VIVAMark Zuckerberg lagi ugal-ugalan. Pendiri Meta, induk usaha Facebook, Instagram dan WhatsApp, itu ngebet merekrut jago IT dengan cara membajak mereka dari rival-rivalnya untuk membangun kerajaan kecerdasan buatan (AI) terbaik di dunia.

AI Akan Hapus Banyak Pekerjaan 'White Collar'! Peringatan Mengerikan dari Bos ChatGPT

Satu per satu dipersunting untuk masuk tim AI Meta bernama Meta Superintelligence Labs (MSL). Paling baru, Mark Zuckerberg mengumumkan personel baru Superintelligence Labs yang dibajak dari OpenAI, pengendali ChatGPT milik Sam Altman.

Ia adalah Shengjia Zhao, seorang tokoh kunci di balik terobosan besar OpenAI. Zhao, dikenal sebagai sosok penting dalam kemajuan AI saat ini. Selama di OpenAI, dirinya bekerja untuk merancang model penalaran AI yang kini banyak digunakan sebagai inspirasi model AI perusahaan teknologi lain.

OTT Asing seperti Netflix dan Meta Untung Ratusan Triliun, tapi Enggak Bayar Apa-apa di RI

Kiprahnya dimulai saat ia membangun ChatGPT, GPT-4, dan model penalaran pertama OpenAI, o1. Kabar soal kepindahan Shengjia Zhao ke Meta diumumkan langsung Mark Zuckerberg, melalui posting di Threads, seperti dikutip dari Techcrunch, Senin, 28 Juli 2025.

"Saya senang mengumumkan bahwa Shengjia Zhao akan menjadi Chief Scientist Meta Superintelligence Labs. Dia ikut mendirikan lab ini dan memimpin riset sejak hari pertama bekerja," ungkapnya.

Mark Zuckerberg Ciptakan Kecerdasan Buatan yang Lebih Pintar dari Manusia

Di Meta, Zhao akan bertugas untuk memimpin agenda penelitian MSL. Dirinya akan berada di bawah kepemimpinan Alexandr Wang, mantan CEO Scale AI yang baru-baru ini dipekerjakan untuk memimpin unit tersebut.

Dengan direkrutnya Shengjia Zhao, semakin menegaskan upaya Mark Zuckerberg dan Meta dalam berburu talenta AI kelas dunia. Ditambah, Meta juga telah merekrut beberapa sosok jenius AI dari perusahaan lain, seperti Google DeepMind, Safe Superintelligence, Apple, dan Anthropic.

Upaya Meta untuk menggaet peneliti AI papan atas ini tidak main-main. Sebagai bos Meta, Mark Zuckerberg bahkan sampai menghubungi para kandidat lewat email pribadi dan mengundang mereka ke kediamannya di Lake Tahoe.

Selain pendekatan personal, Meta juga menawarkan paket kompensasi fantastis bernilai delapan hingga sembilan digit. Tawaran ini bahkan disebut sebagai “exploding offer”, yang artinya hanya berlaku dalam hitungan hari, memperlihatkan betapa seriusnya ambisi Meta.

Selain membajak ahli AI pesaing, strategi Meta lainnya yaitu meningkatkan investasi untuk membangun infrastruktur komputasi cloud berskala raksasa. Infrastruktur ini dirancang untuk mendukung pelatihan model AI tingkat lanjut yang dibutuhkan MSL.

Meta saat ini dikabarkan tengah membangun Promotheus, cluster komputasi cloud berkekuatan 1 gigawatt yang berlokasi di Ohio, AS. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2026 dan bisa menjadi salah satu kluster pelatihan AI terbesar di dunia.

Sebab, menurut laporan Techcrunch, 1 gigawatt energi Promotheus diklaim mampu memberi daya pada lebih dari 750 ribu rumah.

Hal ini diyakini bisa membantu Meta melakukan pelatihan besar-besaran untuk menciptakan model AI frontier di dunia. Keputusan Meta untuk merekrut Shengjia Zhao, yang dulunya seorang ahli AI di OpenAI, tidak datang sendirian.

Melansir The Information, nama-nama seperti Jahui Yu, Shuchao Bi, Hongyu Ren, dan Trapit Bansal, turut hengkang dari OpenAI dan beralih menjadi tim riset model penalaran AI di Superintelligence Labs.

Selain empat orang tersebut, Meta juga merekrut tiga ahli AI dari kantor OpenAI di Zurich, Swiss, yang sebelumnya menggarap proyek-proyek multimodality perusahaan.

Dengan bergabungnya Zhao ke Meta Superintelligence Labs, kini perusahaan memiliki dua kepala ilmuwan AI. Adapun satu ilmuwan lainnya yaitu Yann LeCun.

Di bawah naungan MSL, Yann LeCun bertugas memimpin FAIR (Fundamental Artificial Intelligence Research), unit yang berfokus pada riset jangka panjang untuk teknologi AI di lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Namun yang pasti, dengan struktur tim yang diperkuat oleh tim ahli AI kelas dunia, Meta tampaknya sudah siap untuk bersaing ketat dengan OpenAI dan Google dalam perebutan posisi terdepan di teknologi kecerdasan buatan (AI).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya