10 Bandara Terbaik Dunia yang Layani 50-60 Juta Penumpang, Ada Soekarno-Hatta
- Antara
Jakarta, VIVA – Setelah dihantam pandemi Covid-19, industri penerbangan global akhirnya menunjukkan pemulihan besar di 2024.
Bandara-bandara utama di berbagai negara kembali dipadati oleh jutaan penumpang, baik untuk keperluan bisnis maupun wisata.
Di antara ribuan bandara di dunia, hanya segelintir yang mampu menangani lebih dari 50 juta penumpang dalam setahun, menjadikannya simbol dari pulihnya mobilitas global.
Menariknya, bandara-bandara ini bukan hanya soal jumlah, tapi juga menyangkut efisiensi operasional, jaringan rute global, serta reputasi maskapai yang beroperasi di dalamnya.
Mulai dari Asia hingga Eropa dan Amerika Serikat (AS), berikut daftar 10 bandara internasional terbaik di dunia yang sukses melayani antara 50 hingga 60 juta penumpang sepanjang tahun lalu, seperti dilansir dari Aviation A2Z, Senin, 28 Juli 2025.
Ilustrasi bandara.
- Istimewa
1. Hamad International Airport (DOH) – Qatar
Bandara utama Qatar ini mencatat 52,7 juta penumpang di 2024, naik 15 persen dari tahun sebelumnya. Sebagai markas besar Qatar Airways, DOH memiliki jangkauan ke hampir seluruh benua. Maskapai lain seperti British Airways, Lufthansa, hingga Wizz Air juga menambah konektivitasnya. Kenaikan trafik lokal sebesar 16 persen turut mendorong angka tersebut.
2. Hong Kong International Airport (HKG) – Hong Kong
HKG mencatat 53,1 juta penumpang sepanjang 2024, naik 34,3 persen dibanding 2023. Ini menjadikannya sebagai bandara dengan pertumbuhan tertinggi. Ditenagai oleh Cathay Pacific, Hong Kong Airlines, dan HK Express, bandara ini tetap menjadi penghubung utama Asia dengan dunia.
3. Soekarno-Hatta International Airport (CGK) – Indonesia
Bandara utama Indonesia mencatat total lebih dari 50 juta penumpang pada 2024, termasuk 37,8 juta penumpang domestik. CGK didominasi oleh Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, dan Batik Air, dengan rute internasional ke Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Timur Tengah. Posisi strategis dan volume domestik yang besar membuat CGK tetap vital.
4. Frankfurt Airport (FRA) – Jerman
Bandara tersibuk di Jerman ini melayani 61,5 juta penumpang di 2024, dengan konektivitas global yang luar biasa. FRA adalah pusat utama Lufthansa dan mitra Star Alliance seperti Swiss, Austrian, dan Scandinavian Airlines.
5. Seattle–Tacoma International Airport (SEA) – Amerika Serikat
SEA mencatat 52,64 juta penumpang, tertinggi sepanjang sejarahnya. Bandara ini menjadi basis utama Alaska Airlines dan Delta Air Lines, serta penghubung penting untuk rute trans-Pasifik. Pertumbuhan ekonomi Seattle turut menyumbang lonjakan ini.
6. Suvarnabhumi Airport (BKK) – Thailand
Bandara internasional utama Bangkok ini melayani 62,23 juta penumpang. Thai Airways dan Thai AirAsia menjadi pemain utama, dengan rute ke Asia Timur, Eropa, dan Timur Tengah. Lonjakan pariwisata mendorong pemulihan besar di BKK.
7. San Francisco International Airport (SFO) – Amerika Serikat
SFO melayani sekitar 51,3 juta penumpang. Bandara ini menjadi penghubung penting ke Asia dan Eropa, dengan United Airlines, Delta, American Airlines, serta maskapai asing seperti ANA, British Airways, dan Emirates.
8. Kuala Lumpur International Airport (KUL) – Malaysia
KUL mencatat 57,1 juta penumpang, naik 21 persen dari 2023. Malaysia Airlines dan AirAsia menjadi operator utama, dengan rute domestik dan internasional yang luas. Posisi geografis membuat KUL unggul sebagai penghubung Asia Tenggara.
9. Barcelona–El Prat Airport (BCN) – Spanyol
BCN mencapai 52 juta penumpang sepanjang 2024. Maskapai seperti Vueling, Iberia, dan Ryanair mendominasi. Meski kapasitas mulai terbatas, bandara ini tetap jadi favorit bagi pelancong Eropa dan Timur Tengah.
10. Chhatrapati Shivaji Maharaj International Airport (BOM) – India
Meski hanya mencatat di bawah 50 juta penumpang, BOM tetap masuk daftar karena ekspansi besar-besaran yang direncanakan, termasuk pembangunan bandara kedua. Air India dan IndiGo menjadi penguasa pasar di sini.
Faktor Pendukung Kenaikan Jumlah Penumpang
Kebangkitan industri pariwisata, bertambahnya rute internasional, dan pulihnya kepercayaan publik terhadap perjalanan udara menjadi faktor kunci. Misalnya, di Hong Kong, pemulihan cepat ini tak lepas dari kembalinya pelancong dari Tiongkok daratan dan Asia Timur.
Sementara di Doha dan Bangkok, strategi agresif maskapai utama mendorong lalu lintas transit dan destinasi wisata.
Dengan rata-rata lebih dari 50 juta penumpang per tahun, bandara-bandara ini menjadi wajah dari pemulihan global. Dari Soekarno-Hatta hingga Frankfurt dan Doha, mereka bukan hanya titik transit, tapi juga simbol kemajuan infrastruktur dan strategi bisnis maskapai.
Biaya operasional bandara dan investasi besar dalam teknologi serta layanan penumpang menjadikan mereka sebagai pusat bisnis bernilai miliaran dolar. Sebagai gambaran, hanya dari penerbangan dan layanan bandara, mereka bisa menghasilkan pendapatan setara US$1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun per tahun.