UMKM Herbal Binaan RB Rembang Ini Tembus Pasar Nasional, Omzet Capai Seratusan Juta per Tahun

UMKM.
Sumber :
  • istimewa.

Jakarta, VIVA – UMKM Kelompok Wanita Tani (KWT) Annisa menembus pasar produk herbal nasional saat ini, dengan omzet hingga Rp100 juta per tahun. Annisa merupakan binaan Rumah BUMN di Kabupaten Rembang (RB Rembang).

Pertamina Juara 1 Transaksi di PaDi UMKM 2024, Berhasil Bangun Ekosistem UMKM Berkelanjutan

Ketua KWT Annisa, Rutiah, dalam keterangan diterima di Jakarta, mengaku merasa sangat terbantu dan bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar RB Rembang sejak 2022. Dia pun menceritakan kisah suksesnya merintis usaha tersebut.

”Awalnya kami cuma ingin hasil pekarangan nggak terbuang percuma. Dari dapur yang sederhana, kami para ibu rumah tangga mulai belajar mengolah jadi produk yang punya nilai jual. Setelah bergabung dengan RB Rembang, peluang pun terbuka semakin lebar. Kami diberikan berbagai pelatihan, dibantu promosi dan fasilitasi, jejaring usaha juga semakin luas,” ujar Rutiah, dikutip, Rabu, 30 Juli 2025.

UMKM Binaan Pertamina Tembus Potensi Bisnis Rp4,6 Miliar di Forum B2B PaDi UMKM Expo 2025

Sejak berdiri pada 2017, KWT Annisa yang beranggotakan 31 ibu rumah tangga memproduksi berbagai produk olahan tanaman herbal dan pangan lokal seperti minuman sirup, serbuk jahe, temulawak, kunyit, hingga minuman khas berbahan buah kawis. Semua produk diolah dari bahan baku alami yang berasal dari petani lokal di sekitar Desa Glebeg.

Rutiah mengaku RB Rembang memiliki peran yang besar dalam mendorong pertumbuhan bisnis KWT Annisa dalam memproduksi minuman herbal. RB Rembang, kata dia, memberi kemampuan mengelola usaha secara administratif dan bisnis dan juga penguatan sisi branding serta pemasaran.

Dari Wilayah Kepulauan, UMKM Ini Berhasil Jadi Pemasok Program MBG dengan Dukungan Pembiayaan BRI

Rutiah mengungkapkan, usaha yang dirintis sejak 2017 silam dengan modal awal Rp500 ribu itu, dikerjakan hanya berbekal alat memasak sederhana dan mengubah potensi lokal jadi produk unggulan.

Dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing, anggota KWT Annisa menghasilkan hingga 100 kilogram bahan baku seperti jahe, kunyit, dan buah kawis, yang dapat diolah menjadi sekitar 100 botol produk per minggu dan mulai mengenalkan produknya ke pasar tradisional hingga merambah ke jejaring UMKM di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

RB Rembang.

Photo :
  • Dokumentasi SIG.

KWT Annisa, kata Rutiah, juga berinisiatif menjalin kerja sama dengan petani lokal serta sesama pelaku UMKM di Rembang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.

Kini, produk minuman jahe dan temulawak serta sari buah kawis dari KWT Annisa tidak hanya dipasarkan di wilayah Rembang, tapi juga menjangkau pasar yang lebih luas seperti Yogyakarta, Semarang, Surakarta, hingga Surabaya di Jawa Timur.

Bahkan dengan peran e-commerce dan jaringan reseller, produk KWT Annisa mampu menjangkau pemasaran di luar Jawa seperti Kalimantan."Sebagai pelaku usaha, saya sangat merasakan manfaat dari keberadaan RB Rembang. Kami mendapat banyak dukungan, mulai dari pelatihan, pemasaran hingga promosi produk," kata Rutiah.

Dengan racikan otentik berbahan herbal dan harga terjangkau mulai dari Rp10 ribu hingga Rp40 ribu per kemasan, produk KWT Annisa meraih omzet rata-rata Rp10 juta per bulan, atau melebihi Rp100 juta per tahun. RB Rembang dibina oleh Semen Indonesia Persero (SIG) melalui anak usaha PT Semen Gresik.

Sekretaris Perusahaan SIG, Vita Mahreyni mengatakan pihaknya mendukung penuh penguatan peran perempuan dalam ekonomi masyarakat desa sebagai bagian dari komitmen pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Perempuan memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi lokal. Melalui pembinaan UMKM, kami mendorong lebih banyak kelompok usaha perempuan agar dapat tumbuh mandiri, naik kelas, dan berdaya saing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya