Bitcoin Ngegas, Saham dan Emas Ngos-ngosan

Bitcoin.
Sumber :
  • International Banker

Jakarta, VIVABitcoin (BTC) mencatatkan kenaikan lebih dari 300 persen dalam dua tahun terakhir, menjadikannya aset dengan kinerja terbaik dibandingkan saham, emas, dan Ethereum (ETH) di tengah gejolak pasar global.

IHSG Sesi I Terkoreksi 0,33 Persen, Cek 3 Saham Masuk Jajaran Top Gainers di LQ45

Kinerja impresif Bitcoin tetap bertahan meski pasar keuangan dunia diguncang oleh sentimen negatif. Ketegangan dagang akibat tarif baru dari Pemerintahan Presiden Donald Trump dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang di bawah ekspektasi mendorong koreksi tajam di berbagai instrumen investasi.

Namun, berbeda dari aset lain yang melemah, Bitcoin tetap unggul secara agregat sejak pertengahan 2023.

Harga Emas Hari Ini 4 Agustus 2025: Produk Antam dan Global Kompak Turun

Menurut data, seperti dikutip dari Indodax, Senin, 4 Agustus 2025, pertumbuhan harga Bitcoin dalam dua tahun terakhir mencapai lebih dari 300 persen.

Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 hanya naik sekitar 38 persen, emas sekitar 70 persen, dan Ethereum sebesar 56 persen. Sementara itu, harga minyak nyaris stagnan.

Keluarkan Aturan soal Penguatan Ekosistem Emas Nasional, Intip Sederet PR Pemerintah

Data tersebut menunjukkan bahwa Bitcoin tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mendominasi di tengah tekanan ekonomi global.

Performa kuat Bitcoin tidak hanya ditopang oleh sentimen pasar, tetapi juga didukung oleh sejumlah faktor fundamental.

Di antaranya adalah pasokan yang terbatas, adopsi global yang meningkat, serta infrastruktur pasar yang semakin matang.

Analis mencatat bahwa struktur Bitcoin sebagai aset dengan suplai tetap memberikan perlindungan terhadap inflasi, sementara likuiditas dan penetrasi institusional membuatnya semakin diterima sebagai bagian dari portofolio investasi.

Kendati sempat mengalami koreksi dalam beberapa pekan terakhir, analis melihat tidak ada perubahan signifikan pada fundamental Bitcoin.

Pola historis juga menunjukkan bahwa fase penurunan sering kali mendahului kenaikan harga berikutnya.

“Tidak ada yang lebih baik dari Bitcoin,” ujar veteran industri Adam Back, seperti dikutip Coindoo. Ia menekankan bahwa volatilitas jangka pendek bukan penentu kekuatan aset dalam jangka panjang.

Meski mencetak kenaikan signifikan, Bitcoin tetap merupakan aset berisiko tinggi. Investor disarankan untuk memahami risiko fluktuasi harga dan pengaruh kebijakan global sebelum mengambil keputusan investasi.

Adapun penurunan harga jangka pendek bukan hal baru bagi investor veteran Bitcoin. Sejarah mencatat, fase koreksi sering kali menjadi awal dari fase bullish berikutnya.

Momentum BTC saat ini tidak dibentuk oleh hype semata, melainkan oleh kekuatan fundamental yang solid. Ini yang membedakan Bitcoin dari aset lain yang performanya lebih banyak bergantung pada sentimen jangka pendek.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya