Industri Teknologi Dunia Diguncang PHK Massal, 80.000 Karyawan Terdampak!
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Di tengah gencarnya perkembangan teknologi, industri global sedang mengalami pergeseran besar dalam struktur tenaga kerja. Artificial Intelligence (AI) yang sebelumnya hanya dianggap sebagai pelengkap kini menjadi pusat strategi bisnis banyak perusahaan.
Di balik semua potensi kemajuan tersebut, realita yang harus dihadapi adalah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang mengguncang sektor teknologi dunia.
Fenomena ini tak hanya menyasar perusahaan kecil atau rintisan, melainkan juga melibatkan nama-nama raksasa seperti Microsoft, Intel, hingga Tata Consultancy Services (TCS).
Mereka mulai merampingkan struktur organisasinya demi menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa depan yang kian berbasis otomatisasi dan AI. Jumlah karyawan yang terkena dampak tidak sedikit, dan tren ini menjadi cerminan perubahan besar dalam cara perusahaan memandang kebutuhan sumber daya manusia.
Dilansir dari India Today, Minggu, 10 Agustus 2025, hingga pertengahan tahun ini, lebih dari 80.000 pekerja di sektor teknologi telah diberhentikan oleh setidaknya 176 perusahaan di seluruh dunia. Hanya dalam bulan Juli, hampir 25.000 orang kehilangan pekerjaan.
Pemangkasan besar ini dipicu oleh restrukturisasi internal, efisiensi operasional, dan strategi baru yang berpusat pada AI. Berikut informasi selengkapnya:
Microsoft Pangkas 15.000 Karyawan Demi Transformasi AI
Microsoft menjadi salah satu perusahaan yang paling agresif melakukan PHK. Sepanjang 2025, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini telah memangkas lebih dari 15.000 posisi secara global.
Pada Mei lalu saja, mereka mengumumkan pengurangan 6.000 karyawan. Di awal tahun fiskal 2026, tambahan 9.000 peran dinyatakan terdampak, mencakup sekitar 4% dari total tenaga kerja global mereka.
CEO Satya Nadella menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari realignment strategis demi menjawab dinamika pasar yang berubah cepat. Microsoft juga diketahui mengalokasikan dana sebesar US$80 miliar untuk pengembangan infrastruktur AI.
Intel Ikut Kurangi 24.000–25.000 Karyawan Global
Intel Corporation
- techcrunch
Intel, raksasa semikonduktor dunia, juga mengumumkan rencana pengurangan tenaga kerja yang tidak kalah signifikan. Sekitar 24.000 hingga 25.000 posisi akan dihapus secara bertahap hingga akhir 2025. Langkah ini dilakukan setelah perusahaan mencatat kerugian berturut-turut, yakni sebesar US$2,9 miliar di kuartal II dan US$821 juta di kuartal I tahun ini.
CEO Lip-Bu Tan menyebut bahwa Intel tengah melakukan transformasi untuk menjadi organisasi yang lebih ramping dan cepat, dengan AI sebagai inti dari semua operasionalnya.
TCS Fokus ke Tenaga Kerja yang “Siap Masa Depan”
Di kawasan Asia, khususnya India, Tata Consultancy Services (TCS) juga menjadi sorotan setelah mengumumkan PHK terhadap lebih dari 12.000 karyawan, yang sebagian besar merupakan pekerja level menengah dan senior. Alasan utama pemangkasan adalah kurangnya kemampuan beradaptasi terhadap teknologi baru. Selain itu, TCS juga memperketat kebijakan bench, di mana karyawan yang tidak memiliki proyek klien harus aktif upskilling di kantor.
TCS menyebut langkah ini sebagai bagian dari misi menjadi perusahaan yang “future-ready”.
Perusahaan Lain Juga Ikut Pangkas Tenaga Kerja
Selain tiga nama besar di atas, perusahaan teknologi global lainnya juga ikut dalam gelombang PHK 2025:
- Meta: Memberhentikan sekitar 3.600 karyawan dengan alasan efisiensi dan restrukturisasi unit seperti Reality Labs.
- HP: Targetkan pengurangan 7.000 pekerja dalam 3 tahun ke depan, seiring penurunan penjualan PC.
- Google: Lakukan PHK lintas divisi (Search, Ads, Engineering, dan lainnya) dalam upaya fokus ke AI.
- Amazon: CEO Andy Jassy menyebut peran manusia akan makin berkurang karena generative AI.
- Panasonic: Umumkan pengurangan 10.000 karyawan dan alihkan fokus ke AI, biometrik, dan energi.
PHK Bukan Lagi Soal Kinerja, Tapi Perubahan Strategi
Gelombang PHK besar kali ini bukan sekadar tentang pengurangan biaya atau kinerja buruk. Tahun 2025 mencerminkan pergeseran paradigma: perusahaan teknologi kini fokus pada membangun tim kecil yang gesit, inovatif, dan memiliki kompetensi kuat dalam ekosistem yang makin terdigitalisasi dan otomatis.