Israel bikin Bitcoin dan Ethereum Rontok tapi Emas sama Minyak Melejit

Mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum.
Sumber :
  • Mint

Jakarta, VIVA – Pasar aset kripto kembali babak belur setelah muncul eskalasi geopolitik terbaru di kawasan Timur Tengah.

Prabowo Terbang ke Doha, Temui Emir Qatar Usai Diserang Israel

Aksi militer Israel yang menargetkan pejabat senior Hamas di Doha, Qatar menciptakan guncangan di pasar global, mendorong investor melepas aset berisiko termasuk aset kripto.

Data Coin Market Cap, seperti dikutip dari situs Indodax, Kamis, 11 September 2025, menunjukkan, per 10 September, harga Bitcoin (BTC) terkoreksi ke kisaran US$111,491.

K-Pop hingga Gaming Jadi Senjata Rahasia Stablecoin, Indonesia Dibidik

Sementara Ethereum (ETH) melemah ke sekitar US$4,301. Penurunan ini menandai sentimen risk-off yang melanda pasar. Menurut data Coinglass, ketegangan ini memicu likuidasi lebih dari US$370 juta dalam 24 jam terakhir.

Posisi long paling tertekan, dengan kerugian terbesar berasal dari Ethereum senilai US$11,9 juta dan Bitcoin sebesar US$10,5 juta.

Israel Serang Doha, Prabowo Telepon Emir Qatar Tegaskan Solidaritas

Dalam satu jam pertama setelah kabar memanas, sekitar US$52 juta posisi leverage lenyap. Di sisi lain, harga emas justru melejit ke level tertinggi baru. Minyak pun ikut naik sekitar US$1 per barel ke kisaran US$67.

Pergeseran ini memperlihatkan pola klasik: investor global berbondong-bondong masuk ke safe haven tradisional saat risiko geopolitik meningkat.

Fenomena ini menegaskan bahwa Bitcoin belum mampu berperan sebagai aset pelindung jangka pendek.

Sebagai informasi, Israel melancarkan serangan yang menargetkan pejabat senior Hamas di Doha, Qatar.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada CNN International, bahwa di antara mereka yang menjadi sasaran adalah kepala negosiator Hamas, Khalil Al Hayya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku memerintahkan serangan tersebut sebagai tanggapan atas penembakan di Yerusalem yang menewaskan enam orang. Serangan itu kemudian diklaim oleh Hamas.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari menegaskan jika serangan Israel menargetkan bangunan tempat tinggal yang menjadi rumah bagi beberapa anggota biro politik Hamas di Doha.

Ia menyebut aksi itu sebagai pengecut. "Sambil mengecam keras serangan pengecut ini, Negara Qatar menekankan bahwa mereka tidak akan menoleransi perilaku Israel yang sembrono dan tidak bertanggung jawab," kata Al Ansari di X.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya