Wellness Tourism Jadi Tren Baru Industri Pariwisata

Ilustrasi pijat/spa.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental dan fisik kian memengaruhi cara orang berlibur. Jika sebelumnya liburan lebih identik dengan relaksasi atau eksplorasi destinasi, kini wisatawan semakin memandang perjalanan sebagai investasi untuk kesejahteraan diri. 

Ekowisata Disebut Jadi Jalan Baru Pariwisata Indonesia

Data Kementerian Pariwisata Indonesia mendukung tren ini. Sebanyak 56,41% pakar memprediksi wisata kesehatan dan wellness akan menjadi tren utama pada 2025. Angka tersebut menandakan bahwa liburan sehat bukan lagi pasar khusus, melainkan pilihan populer yang berpotensi mendorong belanja wisata secara signifikan.

Fenomena ini membuka peluang besar bagi industri pariwisata untuk menggarap segmen wellness tourism yang tengah naik daun. Dalam momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia, Traveloka, salah satu platform perjalanan besar di Asia Tenggara menyoroti perubahan tren wisata tersebut. 

IHSG Diprediksi Melesat, Pantau 5 Rekomendasi Saham Potensial Cuan Pilihan Analis

“Perjalanan kini tidak lagi sekadar tentang menjelajahi destinasi, tetapi juga menjadi sarana untuk merawat kesehatan fisik dan mental, serta memperkuat koneksi dengan hal-hal yang bermakna," kata Baidi Li, VP Commercial Traveloka, seperti dikutip dari keterangannya, Jumat, 26 September 2025.

Candi Prambanan.

Photo :
  • VIVA/ Cahyo Edi/ Yogyakarta
IHSG Diprediksi Cerah Disokong Beragam Katalis, Analis Soroti 5 Saham Potensial Cuan

Platform ini juga mengangkat 10 perjalanan inspiratif yang menggabungkan elemen kesehatan, kebugaran, dan pengalaman budaya. Rekomendasi tersebut dirilis bersamaan dengan program promosi 10.10 Travel Sale yang berlangsung pada 1–10 Oktober 2025.

"Melalui 10.10 Travel Sale, Traveloka ingin mendorong lebih banyak wisatawan untuk menjadikan wellness sebagai bagian dari pengalaman perjalanan mereka. Pada saat yang sama, kami juga berupaya memberikan nilai tambah bagi komunitas lokal dan pertumbuhan industri pariwisata," paparnya. 

Perusahaan perjalanan tersebut juga menampilkan daftar destinasi favorit pengguna pada paruh pertama 2025. Lokasi yang dikurasi mencakup Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Yogyakarta, Balikpapan, Padang, Batam, dan Pekanbaru. 

Tiap destinasi dipadukan dengan pengalaman wellness yang berbeda, mulai dari yoga, bersepeda, trekking, hingga kuliner sehat. 

Beberapa contoh yang ditawarkan antara lain: yoga di Ubud, Bali; bersepeda melintasi situs bersejarah di Yogyakarta; petualangan olahraga seperti berselancar dan snorkeling di Lombok; relaksasi di Danau Toba yang masuk dalam Kaldera Geopark Global UNESCO; serta wellness staycation di hotel-hotel premium Jakarta dengan fasilitas spa dan pusat kebugaran.

Pengalaman lainnya juga beragam. Wisatawan dapat menikmati trekking di Gunung Batur dengan pemandangan matahari terbit, mengikuti rute lari di Surabaya, menjelajahi olahraga air di Pulau Bintan, hingga perjalanan kuliner di Padang yang dipadukan dengan wisata alam di Lubuk Nyarai. 

Di Makassar, wisatawan bisa menutup hari dengan jalan santai di tepi pantai sambil menikmati matahari terbenam. Selain promosi paket perjalanan, perusahaan ini juga menggandeng maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, dan Singapore Airlines dalam program Airline Brand Day.

Bagi ekonomi nasional, tren wellness tourism membuka potensi besar. Tidak hanya mendorong tingkat hunian hotel dan konsumsi di sektor spa, olahraga, maupun kuliner sehat, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal di destinasi wisata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya