Daya Beli Belum Stabil, Alasan Pengusaha Tak Ekspansi

Ilustrasi jual beli
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Melambatnya pertumbuhan kredit pada kuartal I-2016 menjadi salah satu indikator bahwa aktivitas kegiatan perekonomian nasional tidak berjalan mulus. Belum membaiknya kondisi perekonomian dalam negeri dianggap masih menjadi kekhawatiran tersendiri.

BI Bantah Deflasi Februari gegara Daya Beli Masyarakat Melemah

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton J. Supit mengungkapkan, kalangan pengusaha saat ini relatif masih menahan diri untuk kembali melebarkan sayap bisnis yang digelutinya. Alasannya, daya beli masyarakat yang cenderung belum pulih.

“Kalau daya beli turun, kami mau jual produk apa? Sementara kami menahan diri,” ujar Anton saat ditemui di kawasan Jakarta, Senin, 30 Mei 2016.

PDIP: Ramadhan Momentum Berbagi di Tengah Daya Beli Masyarakat Menurun

Aksi menahan diri tersebut, kata Anton, sudah menimang implikasi buruk yang akan dirasakan jika memang para pengusaha melakukan ekspansi. Para pengusaha, lanjut dia, hanya bisa memperketat pengelolaan manajemen risiko perusahaan agar tetap bertahan.

“Ekonomi melambat, pertumbuhan ekonomi juga menurun. Lantas, kenapa mesti ekspansi? Lebih baik kami konsolidasi, supaya jangan default,” ujar Anton.

BPS: Deflasi RI Februari 2025 Bukan karena Daya Beli Masyarakat Turun

Meski begitu, Anton yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, enggan mengomentari lebih jauh terkait melemahnya pertumbuhan kredit pada tiga bulan pertama tahun ini. “Artinya, ada pengusaha juga yang tetap ekspansi. Tapi ya kita bicara secara umum,” katanya. (ase)

Ilustrasi Lipstick

Ini 5 Tanda Aneh saat Resesi Mengintai, Mulai dari Penjualan Lipstik hingga Pakaian Dalam

Ternyata, ada beberapa tanda tak biasa yang diam-diam ikut memberi sinyal bahwa resesi segera terjadi. Apa saja?

img_title
VIVA.co.id
10 April 2025