BPS: Deflasi RI Februari 2025 Bukan karena Daya Beli Masyarakat Turun

Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Indonesia mengalami deflasi pada Februari 2025, yang disebabkan oleh diskon tarif listrik yang diberikan pemerintah. Deflasi RI tercatat sebesar 0,48 persen secara month to month (mtm), dan 0,09 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Belum Berubah Sejak 1998, BPS Bakal Perbarui Metode Penghitungan Angka Kemiskinan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar membantah, deflasi pada Februari 2025 ini karena turunnya daya beli masyarakat. Dijelaskannya, penyebab deflasi ini karena diskon tarif listrik yang diberikan pemerintah sebesar 50 persen.

"Ini bukan karena penurunan daya beli, tetapi kan karena pengaruh dari diskon tarif listrik ini yang memberikan andil deflasi dua bulan berturut-turut. Karena ini kebijakan pemerintah melalui diskon tarif listrik 50 persen," ujar Amalia dalam konferensi pers Senin, 3 Maret 2025.

Beras dan Rokok Jadi Penyebab Angka Kemiskinan di Jakarta Naik

Pelantikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti

Photo :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Amalia melanjutkan, berdasarkan catatan BPS Indonesia juga mengalami deflasi tahunan terakhir pada Maret 2.000. Deflasi pada 2.000 ini disumbang oleh kelompok bahan makanan.

Soroti Fenomena 'Rojali', BPS: Masyarakat Kelas Atas Mulai Tahan Konsumsi

"Terakhir menurut catatan BPS, deflasi yoy pernah terjadi pada bulan Maret 2000, di mana pada saat itu deflasi sebesar 1,10 persen. Deflasi itu didominasi oleh kelompok bahan makanan," katanya.

BPS mencatat, Indonesia pada Februari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,48 persen mtm. Sedangkan secara tahunan terjadi deflasi sebesar 0,09 persen yoy.

Amalia mengatakan secara bulanan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025

"Pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan. Secara year on year juga terjadi deflasi sebesar 0,09 persen, dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24 persen," ujar Amalia dalam konferensi pers.

Amalia menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah perumahan air listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59 persen, dan memberikan andil deflasi 0,52 persen. 

"Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memrikan andil deflasi sebesar 0,67 persen," jelasnya.

Selain itu, deflasi bulan Februari 2025 juga didorong oleh penurunan harga pangan bergejolak seperti daging ayam ras dengan andil deflasi 0,06 persen, bawang merah serta cabai merah dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,04 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya