Dari Gudang Obat ke Piala Dunia Klub: Kisah Luar Biasa Kiper Auckland yang Dihajar Bayern 10 Gol

Conor Tracey, kiper yang memperkuat Aukland City seorang karyawan
Sumber :
  • Libero

VIVA – Demi mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia Antarklub 2025, kiper Auckland City, Conor Tracey, rela mengambil cuti tanpa bayaran dari pekerjaannya.

120 Menit Berdarah, Manchester City Dipecundangi Al Hilal dalam Laga Dramatis 7 Gol di Piala Dunia Antarklub 2025

Namun, impian yang penuh pengorbanan itu harus dibayar mahal. Gawangnya jebol 10 kali saat menghadapi raksasa Bundesliga, Bayern Munich.

Laga Grup C Piala Dunia Antarklub 2025 yang berlangsung di Stadion TQL, Ohio, Minggu malam, 15 Juni 2025, menjadi momen tak terlupakan—dan mungkin agak menyakitkan—bagi Tracey. Timnya, Auckland City, dihajar Bayern dengan skor telak 0-10.

Nasib Tragis Finalis Liga Champions Dipecundangi Raksasa Brasil di Piala Dunia Antarklub 2025

Auckland City menjadi wakil tunggal dari Oseania dalam ajang bergengsi ini. Klub asal Selandia Baru itu dikenal sebagai tim semi-profesional.

Maklum, negara tersebut tidak memiliki kompetisi profesional, membuat Auckland City harus ikut kompetisi A-League di Australia—meski kedua negara berbeda konfederasi sepakbola.

Harry Kane Tak Sabar Hadapi PSG di Perempat Final Piala Dunia Antarklub

Fakta menarik, banyak pemain Auckland City ternyata memiliki pekerjaan tetap di luar sepak bola. Kapten tim, Mario Ilich, bahkan menyebut beberapa rekannya harus menjalani hingga tiga pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup.

Conor Tracey adalah salah satunya. Pemain kelahiran 1997 ini bekerja di sebuah gudang farmasi hewan. Untuk bisa memperkuat Auckland City di Amerika Serikat, Tracey harus mengajukan cuti tahunan yang dikombinasikan dengan cuti tanpa bayaran.

“Saya akan kesulitan membayar sewa rumah dan tagihan lain, tapi bisa melawan Bayern, Benfica, dan Boca Juniors itu 100 persen sepadan,” ujar Tracey, dikutip dari Marca.

Meski dibobol 10 gol oleh Bayern Munich, Tracey mengaku tetap menikmati pengalaman luar biasa bermain di ajang dunia. Ia bahkan sempat bergurau dengan keluarganya usai tahu hasil undian grup.

“Kami menonton pengundian bersama di ruang klub. Saat tahu kami satu grup dengan Bayern, semua tertawa. Kakak saya bahkan bercanda, ‘Haha! Harry Kane pasti bakal cetak 10 gol ke gawangmu!’” kisahnya kepada ESPN.

Kini, meski dihujani gol, Tracey tetap jadi simbol semangat amatir yang tak kenal menyerah. Di tengah dunia sepak bola yang makin profesional, kisahnya jadi pengingat bahwa mimpi besar bisa datang dari tempat paling sederhana—bahkan dari gudang farmasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya