Logo ABC

Nasib Penemu Obat Kanker di Indonesia, Ditelantarkan Usai Juara

Kemenristekdikti mengakui dukungan pendanaan riset dan inovasi siswa berprestasi di tingkat Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi menjadi produk industri masih terbentur birokrasi dan anggaran.
Kemenristekdikti mengakui dukungan pendanaan riset dan inovasi siswa berprestasi di tingkat Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi menjadi produk industri masih terbentur birokrasi dan anggaran.
Sumber :
  • abc

"Kami berharap inovasi ini bisa menjadi produk beras analog yang siap dipasarkan."

"Tapi untuk sampai disana beras analog ini harus diteliti uji klinis pada hewan dan manusia dulu. Dan kendala yang kami hadapi seputar dana karena itu butuh dana yang cukup banyak." katanya.

"Selain itu siswi kami yang dua juga sudah kuliah di universitas terpisah dan yang masih bersekolah disini tinggal satu orang."

"Mereka juga sibuk dengan studi masing-masing, jadi kami kekurangan waktu dan SDM juga." papar Yenny Rahma, guru pendamping penelitian ini.

Untuk mengupayakan dukungan dana dan sponsor, pihak sekolah kembali mengikutsertakan inovasi ini dalam beberapa event kejuaraan ilmiah, meski sempat meraih medali emas lagi, namun dukungan dana yang diharapkan hingga kini belum juga tersedia.

Menanggapi hal ini, salah satu siswa, Khomsiah Laili mengaku cukup kecewa.

"Sedikit kecewa sih, karena sayang sekali kalau inovasi kami tidak ditindaklanjuti. Padahal harapan saya ketika mendapat penghargaan, riset kami ini bisa diakui dan berguna bagi khalayak."

"Jadi saya tetap berharap inovasi kami didukung, diakui hak karya kami dan mendapat pengakuan agar tetap bersemangat untuk berkarya," kata Khomsiah.

tiga pelajar SMA berseragam duduk didepan kelas menghadap kamera Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani, tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya yang berhasil membuat obat penyembuh kanker dari bahan dasar akar bajakah.

Kompas

Pemanduan bakat terganjal anggaran