Mengenal Indonesia Central, Cloud Region Besutan Microsoft

Direktur Utama Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir.
Sumber :
  • Dok. Microsoft

Jakarta, VIVA – Tanpa disadari, puluhan jutaan masyarakat Indonesia bergantung pada pusat data atau data center setiap harinya. Baik saat memeriksa saldo rekening bank, memesan layanan transportasi online, atau melacak status pengiriman paket, semua proses ini berjalan lancar berkat keberadaan data center.

Namun, manfaat data center tidak hanya terbatas pada penggunaan pribadi. Data center juga menjadi tulang punggung bagi industri-industri terbesar di Indonesia.

Lembaga keuangan mengandalkannya untuk memproses jutaan transaksi dengan aman setiap hari, industri manufaktur memanfaatkannya untuk analisis produksi secara real-time dan pemeliharaan prediktif, sementara rumah sakit menggunakannya untuk mengelola rekam medis berbasis cloud dengan tingkat keamanan tinggi.

Bahkan, bandara juga bergantung pada data center untuk menjadwalkan penerbangan dan mengoptimalkan rute perjalanan. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, ketergantungan Indonesia terhadap infrastruktur data center terus meningkat.

Berdasarkan laporan Mordor Intelligence, pasar data center Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sebesar 14 persen atau mencapai US$3,98 miliar pada 2028.

Untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang ini, Microsoft membangun Indonesia Central – sebuah Cloud Region yang dirancang untuk mendukung infrastruktur digital Indonesia.

Namun, meskipun memiliki peran yang sangat penting, masih banyak istilah terkait data center yang belum dipahami secara luas. Apa sebenarnya Cloud Region dan bagaimana hubungannya dengan data center?

1. Cloud Region

Cloud Region adalah wilayah geografis tertentu yang berisi sekumpulan data center dari penyedia layanan cloud publik. Dengan adanya Cloud Region, pengguna dapat mengelola dan memproses data lebih dekat dengan pengguna akhir.

Bayangkan Cloud Region seperti jaringan kantor pusat layanan ekspedisi di berbagai kota. Setiap pusat data (data center) ditempatkan secara strategis untuk memastikan paket data dikirim dengan cepat dan efisien ke penerima (end-user).

Sama seperti Anda yang memilih kantor ekspedisi terdekat untuk mengirim paket lebih cepat, Cloud Region memungkinkan pengguna dan bisnis untuk mengakses layanan cloud dengan andal dan performa lebih optimal.

Cloud Region yang dibangun di Indonesia mencakup tiga zona, di mana setiap zonanya terdiri dari sekumpulan data center yang cukup berdekatan untuk memastikan koneksi latensi rendah, tetapi cukup jauh untuk mengurangi risiko gangguan akibat pemadaman listrik atau bencana lokal.

Selain itu, Indonesia Central memenuhi standar keamanan ketat yang diterapkan di Cloud Region Microsoft di seluruh dunia. Ini mencakup keamanan fisik data center, keamanan jaringan, serta perlindungan perangkat keras dan perangkat lunak di seluruh lingkungan Microsoft Azure.

Setelah beroperasi, Indonesia Central akan membantu organisasi memenuhi persyaratan residensi data dan kepatuhan regulasi, serta mengurangi latensi dalam pemrosesan data—memungkinkan pengalaman pengguna yang lebih baik dengan performa aplikasi yang lebih cepat.

2. Hyperscale

Microsoft Umumkan PHK 6.000 Karyawan, Jabatan Manajerial Jadi Sasaran Utama

Istilah ini sering digunakan dalam industri data center, terutama dengan meningkatnya permintaan cloud computing dan AI generatif. Menurut International Data Corporation (IDC), sebuah data center dikategorikan sebagai hyperscale jika memiliki luas fisik minimal 10 ribu kaki persegi (929 meter persegi)—setara dengan dua lapangan basket ukuran standar.

Sementara itu, Synergy Research Group menekankan bahwa hyperscale bukan hanya tentang ukuran, tetapi juga tentang kemampuan untuk secara otomatis meningkatkan kapasitas sesuai kebutuhan serta efisiensi dalam penggunaan energi.

Beri Dana Hibah ke Indonesia, Segini Kekayaan Bill Gates di 2025

Dengan kata lain, hyperscale datacenter dirancang untuk menangani beban kerja dalam skala besar dengan tingkat skalabilitas yang ekstrem, memungkinkan pemrosesan ratusan terabyte data secara efisien.

Semua data center di Microsoft’s Indonesia Central Region dibangun dengan kapabilitas hyperscale. Setelah beroperasi, Indonesia Central—yang membutuhkan sekitar 5,4 juta jam kerja untuk pembangunannya—akan memberdayakan berbagai sektor industri untuk memproses workload cloud dan AI dengan aman serta real-time sesuai dengan kebutuhan operasional.

Sosok Bill Gates yang Hibahkan Rp2,6 Triliun untuk Indonesia

3. Latensi

Dengan hadirnya Cloud Region dan infrastruktur hyperscale, muncul istilah lain yang tak kalah penting, yaitu latensi, yang memainkan peran krusial dalam pengalaman digital sehari-hari dan operasional bisnis.

Pernahkah Anda mengalami audio yang tertinggal saat video call atau transaksi online yang terasa lambat? Semua itu disebabkan oleh tingginya latensi, yaitu waktu yang dibutuhkan data untuk berpindah dari perangkat pengguna ke data center dan kembali lagi.

Semakin jauh jarak data center, semakin lama waktu respons. Latensi yang rendah memastikan komunikasi real-time tanpa jeda. Dalam dunia bisnis, latensi memiliki dampak besar, terutama bagi sektor manufaktur—kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia.

Latensi rendah memungkinkan komunikasi yang lebih cepat antar perangkat, yang berdampak pada efisiensi operasional. Untuk menghadirkan latensi rendah dan bandwidth tinggi, Indonesia Central akan terhubung dengan Microsoft’s global wide area network (WAN), yang menyediakan konektivitas ke lebih dari 60 region dan 300 data center Azure di seluruh dunia.

"Transformasi ini adalah langkah visioner untuk menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tapi juga pemimpin dalam ekonomi digital berbasis data di era AI," kata Direktur Utama Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya