Indonesia Bersaing Ketat dengan India dan Nigeria
- Freepik
Jakarta, VIVA – Laporan Chainalysis, 'The 2024 Global Adoption Index', yang mengukur peringkat 151 negara tentang adopsi aset kripto memperlihatkan bahwa Indonesia berada posisi ketiga, di bawah Nigeria dan India, yang bertengger di posisi dua dan satu.
Data Chainalysis juga sejalan dengan laporan pertumbuhan investor kripto di Indonesia, yang menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir 2024, mencapai lebih dari 22 juta investor.
Untuk itu, perusahaan rintisan atau startup Pintu menggelar edukasi dan literasi mengenai aset kripto hingga teknologi blockchain.
"Kami terus melakukan inovasi di berbagai produk dan fitur untuk memberikan sarana investasi kripto yang mudah dan aman untuk investor pemula hingga trader pro. Kami juga mengingatkan pentingnya menggunakan platform investasi kripto yang terdaftar dan diawasi resmi di Indonesia," kata General Counsel Pintu, Malikulkusno Utomo, Jumat, 7 Maret 2025.
Pintu, sebagai anggota Asosiasi Pedagang Aset Kripto indonesia dan Asosiasi Blockchain (Aspakrindo-ABI), juga baru saja menyelenggarakan Bulan Literasi Kripto (BLK) 2025.
Menurut pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Aspakrindo-ABI tersebut mengaku para pedagang kripto berkomitmen untuk memperluas edukasi dan literasi tentang aset kripto dan blockchain.
“Kegiatan ini disambut positif dengan total peserta yang hadir lebih dari 300 orang. Hal ini menandakan minat investasi pada aset kripto semakin tinggi dan masyarakat juga semakin menyadari pentingnya edukasi dan literasi," jelasnya.
