Percepatan Digitalisasi Lewat Pelatihan Bahasa Inggris Berbasis AI

Bahasa inggris.
Sumber :

Jakarta, VIVA — ELSA, perusahaan teknologi asal Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS) dengan akar di Asia Tenggara—meluncurkan ELSA for Business, sebuah solusi pelatihan bahasa Inggris berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang khusus untuk dunia kerja.

Bill Gates Ungkap Pekerjaan yang Mustahil Digantikan AI hingga 100 Tahun ke Depan, Minat Banting Setir?

Hingga kini, lebih dari 700 perusahaan di sektor Teknologi Informasi, Manufaktur, Perhotelan, dan Keuangan telah merasakan dampaknya secara global.

Berdasarkan studi IDC 2024 di kawasan ASEAN, solusi bahasa berbasis AI mampu memberikan pengembalian investasi (ROI) hingga 400 persen dalam waktu 6–12 bulan, dengan potensi efisiensi lebih dari Rp7,5 miliar (US$490 ribu) untuk seribu karyawan.

AMSI: Media Massa Harus Kedepankan Standar Etika Tertinggi

Inovasi ini didorong oleh hasil survei dari International Data Corporation (IDC) mengungkapkan bahwa 78 persen bisnis di Asia menghadapi tantangan komunikasi akibat keterbatasan bahasa Inggris, dan 65 persen percaya bahwa peningkatan keterampilan bahasa akan memperkuat ekspansi global mereka.

Gen Z Mepet-mepet AI, tapi Apakah Mereka Terlalu Percaya Diri?

Temuan itu pun sejalan dengan kondisi di Indonesia, di mana masih adanya gap di dunia kerja terkait bahasa yang sering kali tidak memberikan hasil yang relevan dengan kebutuhan pekerjaan sehari-hari, sehingga ELSA menargetkan peningkatan kemampuan komunikasi dengan standar global, seiring dengan percepatan digitalisasi yang pesat.

"Kami tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris tapi membantu profesional Indonesia membangun kepercayaan diri," ujar Vu Van, CEO ELSA. Menurutnya, ELSA for Business mempersonalisasi pembelajaran sesuai fungsi kerja dan industri, termasuk Sales, Customer Service, Engineering, hingga Front Office di sektor Hospitality.

Fitur-fitur utamanya mencakup role-play percakapan bisnis menggunakan AI, latihan pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata, dan kefasihan berbasis data, lalu, rekomendasi pembelajaran personal berdasarkan performa individu, dan integrasi bahasa yang relevan dengan dunia pekerjaan seperti laporan proyek, email bisnis, hingga komunikasi pelanggan.

"Kami memahami bahwa setiap perusahaan memiliki kebutuhan komunikasi yang unik. Dengan Enterprise AI Learning Agent, kami melihat bagaimana solusi yang dipersonalisasi dapat membantu karyawan berkomunikasi lebih efektif dalam konteks pekerjaan mereka masing-masing, terutama di Indonesia," ujar Yasser Muhammad Syaiful, Country Manager ELSA Indonesia.

Ilustrasi kantor kosong.

Geger! Pekerjaan 9 to 5 Diramal Bakal Punah di 2034, Ini 9 Faktanya

Reid Hoffman memprediksi pekerjaan 9-to-5 kelas menengah akan hilang pada 2034. Simak strategi bertahan di era AI agar karier tetap relevan.

img_title
VIVA.co.id
4 September 2025