Heboh Operasi Perut Six Pack Jadi Tren Kekinian
- facebook.com/masterpiecehospital
VIVA – Punya impian tubuh proporsional dengan perut six pack kini tak lagi harus bersusah payah berolahraga berat di gym atau melakukan diet ketat. Di Thailand, ada klinik yang bisa mewujudkan mimpi para pria mendapatkan perut six pack bak binaragawan dengan cara instan.
Menurut laporan Coconuts Media, sebuah klinik di sana menyediakan prosedur operasi plastik untuk membentuk six pack di perut. CEO Masterpiece Hospital dan ahli bedah Raweewat 'Sae' Maschamadol mengatakan, kliniknya menerima 20-30 pertanyaan mengenai operasi plastik six pack setiap tahun.
Dilansir dari laman NextShark, proses operasi tersebut dilakukan dengan membuat goresan di perut lalu membuang lemak di area perut, secara harfiah, sama dengan mengukir perut pasien. Raweewat mencatat bahwa sejak dia melakukan dengan implantasi silikon, perut six pack bertahan lebih lama dan terlihat lebih alami.
Prosedur yang dilakukan ini diklaim tidak menimbulkan rasa sakit tapi proses penyembuhannya bisa mengeluarkan banyak darah. Itu karena perban biasanya akan banyak menyerap darah di area lemak yang dihilangkan.
Lebih lanjut Raweewat mengklaim bahwa 90 persen dari pasien yang menjalani prosedur ini sebenarnya adalah orang yang rajin ke gym tapi tidak mampu mencapai targetnya.
Model Thailand Ome Pangpaparn, seorang penggemar gym, mengatakan bahwa dia senang dengan hasil operasinya. Dalam sebuah ulasan online, Ome menuliskan mengenai bagaimana dia merasa frustrasi tidak bisa menurunkan lemak di sekitar perut meski sudah rajin berolahraga.
"Saya melakukan apa yang saya bisa. Tapi di bagian yang saya tidak bisa, saya menyerahkannya ke dokter. Saya percaya diri kalau ini bisa lebih membahagiakan saya," tulis Ome.
Adapun biaya untuk melakukan prosedur operasi six pack di rumah sakit tersebut saat ini ditawarkan dengan harga promosi 89.000 Baht atau sekitar Rp39,6 juta. (ldp)
24 Warga Kamboja Luka-luka Usai Bentrok dengan Militer Thailand di Perbatasan
Polisi Thailand menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga sipil Kamboja di wilayah perbatasan yang disengketakan pada hari Rabu, 17 September
