14 Fakta Menarik Ki Hajar Dewantara yang Jarang Diketahui
- Istimewa
Ki Hajar Dewantara menamatkan pendidikan dasarnya di ELS, sekolah dasar Eropa atau Belanda khusus untuk kaum bangsawan. Ia pernah melanjutkan pendidikan ke STOVIA, sekolah dokter Bumiputera, namun tidak tamat. Selama mengenyam pendidikan, beliau gemar membaca buku.
Ia sangat menyukai membaca buku-buku sastra, politik dan ekonomi. Pengetahuannya dan pemikirannya menjadi luas dan terbuka dengan dunia luar karena sering mendapatkan berbagai informasi. Kegemarannya itulah membuat ia tertarik menjadi wartawan. Tercatat ia pernah menjadi wartawan di sejumlah surat kabar, yaitu Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Karena hobi membacanya ini, Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai wartawan andal dengan tulisan-tulisan kritis dan penuh kritikan. Salah satu tulisan pedas Ki Hajar Dewantara yaitu “Seandainya Aku Seorang Belanda” yang dimuat di harian De Express pada 13 Juli 1913. Tulisannya itu pun berhasil membuat pejabat Hindia Belanda kepanasan yang akhirnya ia dihukum dan diasingkan ke Belanda pada 1913.
6. Lekat Dengan Budaya
Ki Hajar Dewantara lahir di keluarga ningrat yang membuatnya lekat dengan kebudayaan. Sejak kecil, ia gemar dan menguasai beragam kesenian tradisional Jawa seperti seni tari, musik dan sastra. Menurutnya, budaya merupakan ujung tombak dan hal terpenting dalam pendidikan. Tak heran jika budaya menjadi hal utama yang selalu ia bawa dan tanamkan dalam pendidikan serta kehidupan sehari-hari.
Di sela-sela aktivitasnya sebagai wartawan dan aktivis, ia kerap memperkenalkan tari-tarian serta tembang Jawa tradisional kepada anak-anak muda Indonesia. Kecintaannya pada seni bisa terlihat dalam ornamen dalam rumahnya yang kini sudah menjadi Museum Dewantara Kirti Griya. Dalam museum, lukisan karya Affandi terpajang di dinding kamar sang anak. Tak hanya pintar menulis, Ki Hajar Dewantara juga jago main alat musik piano.
7. Jago Main Piano
Karena kecintaan dengan budaya, ia jago bermain alat music piano yang dibuktikan dengan adanya sebuah piano klasik mewah miliknya yang hingga kini tertampang rapi di Museum Dewantara Kirti Griya. Menurut salah seorang penjaga Museum tersebut, piano klasik berwarna coklat yang dipajang di Museum Dewantara Kirti Griya tersebut berasal dari Jerman. Ki Hajar Dewantara senang bermain piano di waktu luangnya sebagai wartawan dan aktivis. Kegiatan ini ia lakukan sebagai pelepas penat sekaligus untuk menghibur sang istri dan anak-anaknya.