14 Fakta Menarik Ki Hajar Dewantara yang Jarang Diketahui

Ki Hajar Dewantara
Sumber :
  • Istimewa

8. Masuk Penjara Demi Memajukan Pendidikan Bangsa

Membumikan Ajaran Ki Hajar Dewantara

Tak pernah kapok, meski dalam pengasingan di Belanda Ki Hajar Dewantara justru semakin bersemangat untuk memajukan pendidikan kaum pribumi. Ki Hajar Dewantara kembali bersekolah dan meraih ijazah Europeesche. Ki Hajar Dewantara pun kemudian mendirikan Kantor berita Indonesia (Indonesisch Pres Bureau) di Belanda pada tahun 1913.

Ki Hajar Dewantara juga bergabung di sejumlah organisasi para pelajar asal Indonesia dan mengajak mereka kembali ke Tanah Air untuk memajukan pendidikan. Kembali dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara makin berani untuk melawan pemerintahan Belanda melalui tulisan kritisnya. Selama berjuang memajukan pendidikan, ia kerap kali keluar masuk penjara. Baju tahanannya kini dipajang di Museum Dewantara Kirti Griya Yogyakarta.

Ketua Umum AMI: Pendidikan Indonesia Perlu Kembali ke Ajaran Ki Hajar Dewantara

9. Pendiri Taman Siswa

Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara akhirnya mulai berfikir untuk mengembangkan pendidikan yang layak bagi bumiputra. Ki Hajar Dewantara mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada 3 Juli 1922, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. 

Peringatan Hardiknas 2024 Menag Yaqut Menegaskan Merdeka Belajar Harus Dilanjutkan

10. Organisasi yang Diikuti Ki Hajar Dewantara

Organisasi Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, sebagai organisasi sosial dan politik. Setelah organisasi Budi Utomo berdiri, kemudian ia tergabung di dalamnya. Di organisasi ini, ia berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.

Pada tahun 1912 Ki Hajar Dewantara diajak oleh Douwes Dekker ke Bandung untuk mengasuh Suratkabar Harian “De Express”. Douwess Dekker kemudian mengajak untuk mendirikan organisasi yang bernama Indische Partij yang terkenal, yaitu partai politik pertama yang berani mencantumkan tujuan ke arah “Indonesia Merdeka”.

Selanjutnya pada Juli 1913 Ki Hajar Dewantara bersama dr. Cipto Mangunkusumo di Bandung, mendirikan “Comite Tot Herdenking van Nederlandsch Honderdjarige Vrijheid”, dalam bahasa Indonesia disingkat Komite Bumi Putera, yakni Panitia untuk memperingati 100 tahun Kemerdekaan Belanda. Komite tersebut bertujuan untuk memprotes akan adanya peringatan 100 tahun Kemerdekaan Belanda, dari penjajahan Perancis yang diadakan pada 15 Nopember 1913.

11. Dianugerahi sebagai Bapak Pendidikan Nasional

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya