14 Fakta Menarik Ki Hajar Dewantara yang Jarang Diketahui
- Istimewa
Pada tahun 1959, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Indonesia karena jasa-jasanya yang telah memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Maka tak heran jika setiap tanggal 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional karena ingin merayakan dan memperingati hari lahirnya “Sang Bapak Pendidikan Indonesia”.
12. Ditolak Karena Penghargaan Sebagai Bapak Pendidikan Nasional
Setelah penetapan sebagai Bapak Pendidikan Nasional, pemerintah pun mulai memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap tahun. Biasanya, pihak-pihak lembaga yang terkait dengan pendidikan mulai mengadakan serangkaian acara termasuk lomba.
Presiden Soeharto juga menekankan pentingnya merayakan Hari Pendidikan Nasional untuk menyatakan penghargaan pada perjuangan Ki Hajar Dewantara. Namun, pada masa Orde Baru, ada beberapa pihak yang merasa keberatan dengan perayaan tersebut.
Presidium Pusat KAGI dan PB PGRI menolak perayaan itu. Mereka berpendapat bahwa Ki Hajar Dewantara bukanlah satu-satunya tokoh pendidikan nasional di Indonesia. Masih ada tokoh lain yang mempunyai andil dalam sistem pendidikan di Indonesia.
13. Dibuang ke Belanda
Akibat pemikirannya yang revolusioner terhadap pemerintahan kolonial, ia menjadi sorotan pemerintah Hindia Belanda waktu itu. Akhirnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan keputusan pada 18 Agustus 1913 untuk mengasingkan Ki Hajar Dewantara ke Belanda. Ia menjalani masa pembuangan selama enam tahun. Pada 6 September 1919 akhirnya ia kembali ke Indonesia.
14. Menjadi Menteri Pengajaran Indonesia Pertama
Pada kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia pertama. Pada tahun 1957, ia pun mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada.
