Pingsan Saat Dengar Adzan, Ini Perjalanan Mualaf Deni Sanusi
- Tangkapan layar
"Tangan saya ada yang megang saya dituntun dibawa turun, saya wudhu, tangan kaki kayak dibersihin. Saya naik lagi ke atas solat dua rakaat saya pas jadi islam blank saat itu solat gerak-gerak doang, wudhu juga semua gaib," kata dia.
Pengalaman itu lantas diungkapnya lagi ke ustaz yang ditemui kih Deni sebelumnya. Mendengar itu, ustaz tersebut menasehati koh Deni untuk kembali berfikir ulang jika ingin masuk islam. Sebab islam bukan agama ajakan. Mendapati itu, koh Deni semakin mantap, dua hari setelah Idul Fitri dia pun melakukan khitan.
"Saya datang lagi ke ustaz cerita kejadian itu, dia bilang wudhu itu simbol islam, solat itu juga simbol islam, saya islam tapi saya enggak mungkin ajak kamu karena islam bukan agama ajakan kamu mikir aja deh sendiri. Saya mikir bener kejadian itu membekas udah selesai ramadhan idul fitri dua hari saya khitan waktu kuliah 19-20 tahun," kata dia.
Setelah khitan, koh Deni kemudian belajar mengaji. Dari sanalah pandangan tentang islam semakin terbuka luas bagi koh Deni.
"Sebabnya itu saya bulat, khitan, saya belajar ngaji, makin terbuka tentang islam. Doa saya dibuktikan padahal sebelumnya namanya etnis Tionghoa yang namanya islam itu negatif semua karena saya alami saat dibilang china lo makan babi lo saya alamin. Ternyata salah ajaran islam itu luar biasa sampai saya ngaji segala macam dan saya temukan kebenaran di islam," kata dia.
Namun sayangnya, di tengah keputusannya untuk menjadi mualaf itu mendapat tentangan besar dari keluarganya. Dia bahkan dimusuhi oleh kelurga besarnya.
"Pas saya masuk islam orang tua saya marah. 95 persen orang etnis Tionghoa masuk islam akan dimusuhi intern keluarganya termasuk saya. ada lebih dari 10-15 tahun saya diusir sampai tidak dianggap. pertama dia kaget, disangka saya kena sihir saya dibujuk udah enggak usah, tapi itu hidayah susah," kata dia.
Sempat dibujuk untuk meninggalkan islam, namun dirinya tidak mau akhirnya membuat ayah koh Deni mengusirnya. Dia bahkan tidak bisa menerima fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh sang ayah, termasuk semua pabrik atas namanya pun dikembalikan ke orang tuanya.