Viral, Mongol Stres Ungkap Blak-blakan Keyakinan Satanik Soal Konflik Palestina-Israel

Mongol Stress
Sumber :
  • dok pri

Tetapi mereka tak bisa mencari celah untuk mengolok Sang Pencipta lantaran tidak tahu bagaimana wujud aslinya.

Dasco Temui Megawati, Bahlil: Nabi Ibrahim Mengajarkan Silaturahmi

Termasuk konflik antara Palestina dan Israel ini, penganut Satanik justru menyalahkan Nabi Ibrahim karena ketidakjelasannya membagi wilayah sehingga berdampak pada keturunannya sampai saat ini.

"Satanik itu selalu mencari celah untuk menjatuhkan para nabi. Ngga mungkin yang bos paling besar, Allah itu, ngga ada yang tahu Dia berbentuk apa. Tapi nabi ini, Isa atau Yesus dan Muhammad berbentuk manusia. Dicari celah, kalau seorang nabi kenapa poligaminya banyak," jelasnya.

Jadi Khatib Idul Adha di Markas Golkar, Sarmuji: Nabi Ibrahim Harus jadi Insipirasi Pejabat Publik

"Satanik ngga mau peduli bahwa itu ada term and condition ada alasannya nabi mengambil beliau ini menjadi istrinya kalau gereja setan kan ngga peduli itu yang penting ini adalah sesuatu yang salah," sambungnya.

Detik-detik Bus Rombongan Jemaah Haji Palestina Ditabrak Kendaraan Militer Israel

Oleh sebab itu, orang-orang yang tidak punya dasar keilmuan agama secara kuat akan sangat mudah terpengaruh oleh ajaran Satanik yang sering kali terdengar masuk akal.

Mongol Stres mengibaratkan orang-orang Islam yang tidak pernah mendengarkan ceramah pasti tidak akan bisa mengerti bagaimana firman Allah SWT dan mudah terpengaruh oleh ajaran sesat.

"Buat orang yang ngga pernah punya dasar, ngga pernah datang tausiyah, hari Jumat juga datangnya udah setengah satu, dikit lagi udah mau pulang padahal ada khotib yang khotbah Jumat nya itu bagus banget, tapi ngga pernah muncul," ujar Mongol Stres.

"Gimana dia mau bertumbuh dan mengerti firmanNya kalau dia datang ibadahnya udah ibadah terakhir?" tutupnya.

Ilustrasi - Seismograf mencatat getaran gempa.

BNPB Catat 25 Rumah Rusak Berat dan 1.306 Jiwa Mengungsi Imbas Gempa di Sumenep

Terdapat 3 orang luka-luka dan sekitar 373 KK atau 1.306 jiwa mengungsi, dengan 6 KK atau 16 jiwa tercatat terdampak langsung

img_title
VIVA.co.id
3 Oktober 2025