5 Masjid Unik di Indonesia, Ada yang Desainnya Mirip Kabah hingga Baret TNI
- Puspen TNI
Jakarta, VIVA – Indonesia memiliki banyak masjid dengan desain yang unik dan menarik. Selain sebagai tempat ibadah, beberapa masjid ini juga menjadi ikon wisata religi karena keunikan arsitekturnya.
Di bulan Ramadan ini, jika anda berencana mengunjungi masjid-masjid dengan arsitektur megah dan unik di Indonesia, berikut VIVA rangkum daftarnya:
1. Masjid Salimah Basyir
Masjid Salimah Basyir
- tvOne
Masjid dengan desain arsitektur menyerupai Kabah ini berlokasi di Jalan Bulu, Desa Kedung Randu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.
Diresmikan September 2024, masjid di lahan seluas sekitar seribu meter persegi itu memang sengaja dibuat mirip dengan Kabah. Bahkan ukuranya juga hampir mirip, yakni 144 meter persegi
Marbot masjid, Adnan mengatakan, selain berbentuk Kabah, masjid ini juga dilengkapi dengan tiruan hajar aswad di sudutnya.
2. Masjid Jami Ar-Rohman
VIVA Militer: Panglima TNI resmikan Masjid Baret Hijau di kampung halamannya
- Puspen TNI
Masjid ini memiliki desain kuba berbentuk baret hijau TNI lengkap dengan bintang empat di bagian depannya. Selain itu, menara masjid juga dibuat menyerupai tongkat komando yang biasa dibawa oleh petinggi militer.
Masjid yang berlokasi di Dusun Haurseah, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat ini diresmikan langsung oleh Panglima TNI, Agus Subiyanto pada Sabtu, 1 Maret 2025, bertepatan dengan 1 Ramadan 1446 Hijriah.
2. Masjid Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi
Masjid Raya di Kota Padang, Sumatera Barat. (ilustrasi Kota Padang)
- VIVA/Andri Mardiansyah
Sebelumnya dikenal dengan nama Masjid Raya Sumatera Barat. Namun, pada 7 Juli 2024 lalu, masjid ini resmi berganti nama menjadi Masjid Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi
Terletak di Kecamatan Padang Utara, Alai Parak Kopi, bangunan masjid ini menjadi sorotan lantaran bentuk kubahnya serupa dengan rumah orang Minangkabau, yakni berbentuk gonjong.
Berkat desainnya yang unik masjid ini pernah mendapatkan penghargaan Abdullatif Alfozan Award for Mosque Architecture sesi tiga dengan tema 'Arsitektur Masjid di Abad 21’.
3. Masjid Tiban
masjid tiban 1000 pintu
- VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka
Masjid yang terletak di wilayah Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Malang, Jawa Timur ini kerap didatangi wisatawan lantaran memiliki desain unik, di mana seluruh bangunannya dipasang mosaik keramik berwarna putih dan biru.
Menariknya, masjid ini berdiri setinggi sepuluh lantai di atas lahan seluas tujuh hektare. Hingga kini, tidak diketahui siapa arsitektur yang merancang masjid tersebut. Adapun, warga sekitar banyak yang percaya kalau masjid ini dibangun oleh jin dalam waktu satu hari.
Sementara itu, pengelola masjid membantah isu tersebut. Mereka menegaskan bahwa pembangunan Masjid Tiban telah berlangsung selama sepuluh tahun (1968-1978). Jika biasanya pembangunan masjid melibatkan warga sekitar, berbeda dengan masjid ini yang dibangun secara tertutup.
Masjid 99 Kubah di Makassar, Sulawesi Selatan
- Antara
Masjid yang terletak di kawasan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan ini memiliki keunikan utamanya terletak pada 99 kubah yang tersusun bertingkat di bagian atapnya, menciptakan tampilan yang memukau.
Dominasi warna jingga pada kubah-kubah tersebut dipadukan dengan sentuhan merah, biru, dan hijau, memberikan kesan estetis yang khas. Menurut Imam Masjid 99 Kubah, Abdul Aziz bin Abu Bakar, desain ini memiliki makna mendalam, yakni merepresentasikan 99 Asmaul Husna atau nama-nama Allah.
5. Masjid Cheng Hoo
Masjid Cheng Hoo, Surabaya.
- Facebook Masjid Cheng Hoo
Masjid ini memiliki arsitektur yang unik karena sekilas tampak menyerupai kelenteng atau rumah ibadah umat Buddha, terutama dari bentuk atapnya. Namun, jika diperhatikan lebih detail, desain bangunannya juga memiliki kemiripan dengan sebuah kapal.
Terletak di Surabaya, Jawa Timur, masjid ini didirikan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (P1TI) sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana Cheng Hoo. Sosok yang dikenal sebagai Admiral Zhang He ini merupakan laksamana muslim asal Tiongkok yang pernah berlabuh di Pantai Simongan, Semarang, pada tahun 1410 dan 1416. Kedatangannya ke Nusantara sebagai utusan Kaisar Yung Lo bertujuan untuk menjalin hubungan dengan Raja Majapahit serta menyebarkan ajaran Islam.
