Ingin Program Bayi Tabung Berhasil? Penting Cek Kelainan Kromosom

Ilustrasi kehamilan.
Sumber :
  • Pixabay/ ekseaborn0

VIVA – Berkat kemajuan teknologi, adanya program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) memberikan harapan baru, bagi mereka pasangan yang sulit memiliki keturunan. Namun, banyak yang tidak tahu, bahwa kelainan kromosom bisa menyebabkan kegagalan pada program bayi tabung.

Mau Bayi Tabung Harganya Mahal? Dokter Ungkap Cara Ini Bisa Menekan Biaya

Bahkan, menurut Head of Diagnos Genomics, dr. Dennis Jacobus, SpPK, lebih dari 80 persen kegagalan bayi tabung disebabkan oleh kelainan kromosom.

Oleh karena itu penting untuk sejak awal mendeteksi kelainan kromosom itu. Ia mengatakan bahwa hal itu bisa diidentifikasi dengan melakukan pre-implantation genetic screening (PGS).

Apa Itu Diagnosis Prenatal? Bisa Deteksi Kelainan pada Bayi, Cacat Hingga Down Syndrome Sebelum Lahir

"Jadi ini adalah tindakan pemeriksaan kromosom pada embrio sebelum dilakukan embrio transfer atau penanaman embrio ke dalam rahim," ungkap dr Dennis kepada VIVA di Jakarta baru-baru ini.

Umumnya, embrio terdiri atas sejumlah sel yang masing-masing memiliki 46 kromosom, termasuk di dalamnya kromosom x dan y yang merupakan kromosom sex. Ia menjelaskan, jika embrio memiliki jumlah kromosom kurang atau lebih dari 46 maka embrio tersebut memiliki kelainan yang disebut aneuploidy.

Luna Maya Blak-blakan Soal Rencana Punya Anak

"Nah dengan PGS ini sekarang kita bisa mengidentifikasi kelainan itu tadi, sehingga hanya embrio dengan jumlah kromosom normal yang ditanamkan kembali ke dalam rahim," kata Denis.

Lebih jauh, Dennis juga mengatakan bahwa PGS juga penting dilakukan untuk menurunkan risiko keguguran. Selain itu, tentu saja metode ini akan memperbesar keberhasilan dalam program bayi tabung.(nsa)
   

Ilustrasi ibu hamil.

Tekan Risiko Stunting, Kini Ada Buku Panduan Nutrisi untuk Kehamilan

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, yang dirilis Kementerian Kesehatan pada awal 2025, menunjukkan bahwa hampir 20 persen anak-anak Indonesia alami stunting.

img_title
VIVA.co.id
28 Juni 2025