Catat! 12 Kemungkinan Penyebab Ngompol pada Orang Dewasa
- U-Report
VIVA – Ngompol sering kali berkaitan dengan masa kecil. Pasalnya, banyak anak-anak yang menghadapi masalah nocturnal enuresis atau buang air kecil ketika tidur. Namun, sebenarnya orang dewasa juga bisa mengalami hal yang serupa. Apa penyebab ngompol pada orang dewasa?
Penelitian menunjukkan bahwa 1-2 persen orang dewasa mengalami masalah serupa. Namun, jumlahnya mungkin saja lebih besar. Kebanyakan orang dewasa memang kerap menghindari perbincangan ini, termasuk kepada dokter, karena malu mengakuinya.
Jika kamu pernah mengalami ngompol saat tidur, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetapi, jika hal tersebut terjadi berulang dan kamu merasa khawatir, kamu bisa melihat sejumlah kemungkinan penyebab ngompol pada orang dewasa di bawah ini.
Penyebab ngompol pada orang dewasa
1. Masalah hormon
Hormon antidiuretik (ADH) dapat memberi sinyal kepada ginjal untuk memperlambat proses produksi urine. Di malam hari ketika tidur, tubuh akan menghasilkan lebih banyak hormon yang bisa membantu mengontrol kebutuhan untuk buang air kecil selama tidur.
Namun, beberapa orang tidak menghasilkan cukup ADH atau tubuh mereka tidak meresponsnya dengan baik. Abnormalitas ADH ini lah yang menjadi kemungkinan mengapa orang dewasa bisa mengompol di malam hari.
2. Kandung kemih kecil
Kandung kemih kecil sebenarnya tidak lebih kecil daripada kandung kemih lainnya. Namun, biasanya kandung kemih kecil akan terasa penuh meski volume urine masih rendah. Hal ini lah yang menyebabkan ia dinamakan kandung kemih kecil.
Seseorang yang memiliki kandung kemih kecil akan mengalami kesulitan mengontrol keinginan untuk buang air kecil di malam hari. Akibatnya, mengompol pun terjadi.
3. Otot yang terlalu aktif
Otot detrusor merupakan otot yang terdapat pada kandung kemih seseorang. Ketika kandung kemih terisi, otot ini akan rileks. Sebaliknya, ketika kandung kemih harus segera dikosongkan, ia akan berkontraksi.Â
Jika otot tersebut berkontraksi di waktu yang salah, maka kamu kemungkinan akan sulit mengontrol buang air kecil. Kondisi ini lah yang disebut sebagai overactive bladder (OAB). Kontraksi otot kandung kemih tersebut kemungkinan disebabkan oleh sinyal saraf abnormal antara otak dan kandung kemih.