Awas, Serangan Jantung Intai Usia Muda, Kenali Gejalanya
- heartattacktreatmenttips.com
VIVA – Serangan jantung yang selama ini dianggap sebagai penyakit orang tua, yang biasa terjadi pada usia 50-an dan 60-an ke atas ternyata bisa menyerang orang muda. Faktanya, kasus serangan jantung pada usia muda semakin meningkat prevalensinya.
Dalam Good Talk Series bertema Waspada, Serangan Jantung Tak Pandang Usia!, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Siska Suridanda Danny,mengatakan, usia rata-rata orang Indonesia terkena serangan jantung 8-10 tahun lebih muda dibandingkan populasi Amerika dan Eropa. Rata-rata orang Amerika dan Eropa terkena serangan jantung pada usia 60-an, yaitu 63 tahun pada laki-laki dan 68 tahun pada perempuan
"Sedangkan rata-rata orang Indonesia terkena serangan jantung adalah 53-58 tahun. Terminologi serangan jantung di usia muda kalau terjadi di usia 40 tahun ke bawah. Kondisi ini semakin banyak kita jumpai akhir-akhir ini," ujarnya, dikutip dari keterangan pers Good Doctor, Good Talk Series.
Faktor Pemicu Serangan Jantung Usia Muda
Sakit jantung
Dokter Siska Suridanda Danny yang juga Pengurus Bidang Medis Yayasan Jantung Indonesia menyebutkan, penyebab serangan jantung adalah interaksi dari berbagai faktor, yaitu faktor genetik yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, obesitas/kegemukan, ketidakseimbangan kadar kolesterol, dan merokok.
"Pada laki-laki usia muda (20-an akhir atau awal 30-an) sering kali tidak ditemukan faktor risiko apa pun, kecuali merokok, sedangkan faktor risiko yang kuat pada perempuan muda adalah autoimun serta kadar kolesterol dan lipid darah yang sangat tidak seimbang," katanya.
Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan, orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes dapat sangat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dokter Siska menekankan, salah satu penyumbang utama kematian kardiovaskular adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan silent killer, penyakit tanpa gejala, kecuali jika menimbulkan komplikasi.
Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk mendiagnosis hipertensi selain dengan memeriksa tekanan darah. Kita harus memeriksakan kesehatan kita pada usia yang lebih muda mengingat rata-rata usia orang Indonesia yang terkena serangan jantung lebih muda daripada populasi Amerika dan Eropa