Ekonomi RI Masih Dibayangi Risiko Global, Purbaya: Kita Harus Waspada

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, APBN KITA edisi September 2025
Sumber :
  • [Mohammad Yudha Prasetya]

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, saat ini dinamika perekonomian global masih menjadi risiko yang harus selalu dipantau dan dimitigasi oleh perekonomian nasional, utamanya dari imbas perang dagang yang masih berkecamuk.

Purbaya Sebut Ekonom yang Ragu Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Tak Paham Perhitungan

Dia juga mengingatkan soal faktor risiko lainnya seperti volatilitas pasar keuangan, harga komoditas, dan ancaman siber, yang dampaknya juga turut diawasi dan diantisipasi oleh pemerintah.

"Kita harus waspada pada situasi global dengan berbagai ketidakpastian seperti misalnya volatilitas pasar keuangan, volatilitas harga komoditas, dan ancaman siber," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KITA edisi September 2025 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 22 September 2025.

Purbaya Laporkan APBN Defisit Rp 321,6 Triliun Per Agustus 2025

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa.

Photo :
  • anta

"Sehingga berbagai dinamika global ini masih menjadi faktor risiko yang harus terus dipantau dan dimitigasi," ujarnya.

Harga Emas Hari Ini 22 September 2025: Antam Cetak Rekor Tembus Rp 2,123 per Gram, Global Kinclong

Kondisi ini diakui Purbaya telah turut berdampak terhadap perdagangan global hingga berpotensi mengalami penurunan. Namun, Dia justru memperkirakan bahwa inflasi akan menurun, sehingga memberikan ruang bagi tren penurunan suku bunga acuan global.

Di sisi lain, Menkeu juga menekankan perlunya tetap waspada akan berbagai dinamika global yang mungkin terjadi, meskipun tekanan mulai mereda dan ekonomi nasional diyakini bakal membaik.

"Sehingga walaupun tekanan sudah mereda dan kita optimis terhadap ekonomi domestik, namun kewaspadaan akan ekonomi global masih harus dijaga dan dimitigasi," kata Menkeu.

Sementara dari sisi harga komoditas, Purbaya melaporkan bahwa harga komoditas batu bara tercatat mengalami pelemahan dan harga tembaga terpantau stabil.

Namun di sisi lainnya, terjadi peningkatan harga nikel, kenaikan harga minyak Brent akibat perang Rusia-Ukraina, serta peningkatan harga CPO akibat lonjakan permintaan global.

"Dimana perubahan harga komoditas ini juga akan berdampak terhadap kinerja ekspor-impor Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya