Jajanan Didominasi Junk Food, Anak Indonesia Terancam Kelebihan Lemak Hingga Gula Darah Tinggi
- Pixabay
"Anak remaja banyak hipertensi padahal itu kan lenyakit ageing yang dipercepat, (disebabkan) salah satunya karena pola makan. Selain gaya hidup sedenter tapi pola makan juga perlu diperhatikan. (Solusinya) Real food resolusi atau makanan yang dimasak sendiri," jelasnya.
Makanan 'asli' yang dimaksud adalah dengan pengolahan yang sehat dan hanya satu kali pengolahan. Seperti kentang yang direbus dan segera dikonsumsi anak, alih-alih menggorengnya atau bahkan menjadikannya keripik.
Kentang goreng
- Eat This
"Kentang rebus masih indeks glikemik rendah, beda dengan keripik kentang yang sudah bikin obesitas. Real food biasanya akan kompleks karbohidrat, lauk hewani ada gabungan lemak dan protein. Gizinya lengkap ketika bekali anak dengan real food. Misal dengan omelet, telor ceplok, ikan goreng, apapun makanan rumahan yang anti stunting dan antiobesitas," jelasnya.
Piprim menyoroti permasalahan gizi yang menjadi beban ganda di Indonesia antara stunting dan obesitas. Piprim menjelaskan, stunting terjadi akibat kurang gizi sehingga mengakibatkan penyakit kronis. Sementara, obesitas akibat kelebihan gizi yang berdampak pada penyakit sindrom metabolik. Maka, pola makan, jenis, dan pengolahan makanan yang bijak dari orangtua sangat berperan pada anak.
"Lauknya juga dimasak secara tradisional dibuat opor, pepes, jangan dikasih tepung lalu digoreng. Itu bisa masalah lagi karena ningkatkan kadar gula darahnya," tandasnya.
