Anak Tiba-tiba Ngompol dan Berat Turun Drastis, Waspada Diabetes Tipe 1
- Pexels
VIVA Lifestyle – Penyakit diabetes bukan hanya ancaman bagi orang dewasa, tapi juga remaja, bahkan anak-anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum lama ini menyebutkan kasus diabetes pada anak di tahun 2023 meningkat 70 kali lipat sejak tahun 2010 lalu. Lonjakan kasus tersebut merupakan alarm bagi semua pihak untuk mengatasi ancaman penyakit yang berbahaya ini.
Terdapat 2 kondisi diabetes yang dapat dialami oleh individu, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2, di mana kondisi tipe diabetes 1 mayoritas dialami dalam usia anak-anak. Data IDAI menunjukan pasien diabetes anak umumnya berusia 10-14 tahun dengan jumlah sekitar 46 persen dari total angka yang dilaporkan. Scroll untuk info selengkapnya.
Dokter spesialis anak dr. Dana Nur Prihadi Sp.A(K), M.Kes., MH, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, menyebutkan bahwa diabetes tipe 1 mayoritas disebabkan oleh infeksi virus atau penyakit autoimun yang terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan.
Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.
- Freepik/tirachardz
“Orangtua mesti curiga jika anak mengalami penurunan berat badan padahal di saat yang sama si anak lebih banyak minum dan lebih banyak makan. Tiba-tiba mengompol di malam hari padahal sebelumnya tidak," ujarnya dalam keterangan pers bertajuk Pencegahan Diabetes pada Anak dengan Pola Makan dan Gaya Hidup yang Tepat, dikutip Kamis 9 Maret 2023.
Seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas, diagnosis diabetes pada umumnya terlewatkan di awal. Gejala klinis diabetes pada anak yang harus diwaspadai antara lain anak banyak makan, minum, dan sering kencing. Gejala lain seperti berat badan turun, ngompol, lemah, gatal-gatal, hingga penglihatan kabur.
“Anak diabetes tetap bisa melakukan aktivitas dan mencapai cita-citanya. Jika kontrol metaboliknya bagus, tumbuh kembang anak diabetes akan sebaik anak sehat,” ujar dr. Dana
Pada diabetes tipe 2 disebabkan oleh kelenjar pankreas yang tidak dapat mencukupi kebutuhan insulin pada tubuh, sehingga insulin tidak berfungsi dengan optimal. Berbeda dengan beberapa penelitian diabetes tipe 1 yang lebih disebabkan karena infeksi saat kehamilan dan di dua tahun pertama kehidupan.
Diabetes tipe 1 terjadi karena kadar insulin yang rendah akibat kerusakan sel beta pankreas. Pengidap penyakit ini harus mendapatkan suntik insulin secara rutin untuk mencegah komplikasi. Konsultan endokrin ini menegaskan, jika anak mendapat terapi sedini mungkin akan bisa mencegah komplikasi yang terjadi.