Hindari Gangguan Kesuburan, Ini Gaya Hidup yang Bikin Cepat Punya Anak

Ilustrasi pasangan suami istri yang memiliki bayi.
Sumber :
  • pixabay

JAKARTA – Gangguan kesuburan atau infertilitas pada pria dan wanita bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Diperlukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui sumber penyebabnya dengan tepat. Penanganan terhadap masalah infertilitas ini bergantung pada penyebab yang mendasarinya. 

Tips Aman Anak jadi YouTuber biar Enggak Ketipu, Orangtua Wajib Tahu

Pada wanita, setelah dilakukan pemeriksaan, penyebab dari infertilitas yang paling umum adalah masalah sumbatan pada saluran telur, gangguan pematangan sel telur, atau masalah di rahim seperti polip, miom, atau pada ovarium seperti kista cokelat.

Sementara, pada pria pemicunya adalah kualitas sperma yang buruk baik dilihat dari segi konsentrasi, jumlahnya, kecepatannya, dan bentuk normalnya.

Fakta Mengejutkan Dibalik Penangkapan Bjorka: Duit Hasil Jual Data Buat Hidupi Kerabat

Test Pack

Photo :
  • Pixabay/Publicdoaminpictures

"Persentase infertilitas antara pria dan wanita sama. Pada pasangan yang mengalami infertilitas, sekitar 35 persen disebabkan oleh faktor pria yaitu gangguan pada kualitas sperma, 35 persen disebabkan oleh faktor wanita baik sumbatan pada saluran telur ataupun gangguan pada pematangan sel telur, 20 persen kasus memiliki kombinasi faktor pria dan wanita, sementara 10 persen terakhir karena faktor yang tidak dapat dijelaskan," kata dr. Aida Riyanti Sp.O.G, Subsp F.E.R, MSc.Rep, dalam media briefing bersama Rumah Sakit Pondok Indah, di Jakarta, Senin 26 Juni 2023.

Viral ART di Depok Aniaya Anak Majikan, Polisi Turun Tangan

Infertilitas dapat dibedakan menjadi dua, yakni infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer biasanya dialami pasangan suami-istri yang belum bisa dan belum pernah mempunyai anak sesudah satu tahun berhubungan seksual rutin tanpa memakai alat kontrasepsi dalam bentuk apa pun. Wanita yang pernah hamil tapi mengalami keguguran juga masuk dalam kategori ini.

Sementara itu, infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang sudah pernah mempunyai anak sebelumnya tetapi belum memiliki anak lagi sesudah satu tahun berhubungan seksual rutin tapa memakai alat kontrasepsi atau metode kontrasepsi dalam bentuk apa pun.

Dalam rentang waktu sejak melahirkan anak pertama sampai berencana untuk hamil lagi, banyak hal dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan dan tubuh pasangan suami istri. Perubahan ini bukan tidak mungkin menyebabkan proses terjadinya kehamilan menjadi terganggu.

Banyak penyebab yang membuat pasangan mengalami kondisi infertilitas sekunder, bahkan penyebabnya bisa saja sama dengan yang terjadi pada infertilitas primer. Perubahan kondisi yang terjadi pada organ reproduksi membuat perubahan angka peluang kehamilan. Misalnya, adanya infeksi tanpa gejala, namun menimbulkan jaringan sehingga menyebabkan penyumbatan saluran telur, atau munculnya mioma/polip setelah kelahiran anak pertama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya