Riset: Paparan BPA Selama Kehamilan Berpengaruh pada Kecerdasan Anak?
- Stocksnap
VIVA Lifestyle – Kehamilan trimester awal yang terpapar campuran bahan kimia pengganggu hormon (endocrine-disrupting chemicals), yang lazim ditemukan pada produk konsumen sehari-hari bisa berisiko menurunkan IQ (kecerdasan) pada anak usia 6 atau 7 tahun.
Tim ilmuwan dari Erasmus Medical Center, Rotterdam, bekerja sama dengan the Faculty of Social Sciences of the Erasmus University Rotterdam, Belanda, mempublikasikan hubungan antara paparan bahan kimia Bisfenol A (BPA) selama masa kehamilan dan perkembangan IQ anak. Scroll untuk informasi selengkapnya.
“Meskipun sudah ada beberapa studi tentang hubungan ini, temuan-temuan selama ini hasilnya belum selalu konsisten,” papar tim peneliti dari Belanda dalam jurnal Environmental Health Perpectives yang diterbitkan pada 27 Juli 2020, tentang pentingnya penelitian mereka untuk melihat potensi risiko BPA pada IQ anak, dikutip Rabu 6 September 2023.
Penelitian sebelumnya kadang menunjukkan hasil yang beragam. Ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa penelitian-penelitian sebelumnya memiliki jumlah sampel yang lebih kecil, sehingga hasilnya kurang konsisten.
Untuk mengatasi keterbatasan itulah, maka penelitian yang lebih baru ini menggunakan data dari banyak ibu hamil dan anak-anak mereka. Tim peneliti Belanda mengamati paparan BPA pada berbagai tahap kehamilan dan menguji anak-anak saat berusia 6 tahun untuk mengukur kecerdasan nonverbal mereka.
“Dari hasil penelitian ini, kita dapat lebih memahami bagaimana paparan BPA selama kehamilan bisa berpengaruh pada perkembangan kecerdasan anak. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hasil ini,” demikian paparan studi tersebut.
Studi di Belanda ini melibatkan lebih dari 1.200 pasangan ibu dan anak di Belanda. Mereka memeriksa urine ibu hamil untuk melihat kandungan BPA dan zat kimia lainnya. Anak-anak kemudian diuji kecerdasan IQ mereka saat berusia 6 tahun.
Dalam upaya untuk memahami pengaruh BPA pada perkembangan kecerdasan anak, para peneliti menggunakan sebuah tes yang disebut Snijders-Oomen Nonverbal Intelligence Test–Revised (SON-R). Tes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan nonverbal anak.
Dalam tes ini, anak-anak diminta untuk menjalankan dua tugas yang tidak melibatkan penggunaan bahasa. Tugas pertama adalah menyelesaikan gambar-gambar yang menguji kemampuan berpikir visual dan spasial. Tugas kedua melibatkan pengelompokan objek-objek ke dalam kategori yang tepat. Tes ini telah diuji secara mendalam dan dianggap dapat diandalkan untuk mengukur kecerdasan anak.