Berkaca pada Insiden Singapore Airlines, Ini Alasan Turbulensi Pesawat Bisa Picu Kematian
- Singaporeairlines.com
"Satu detik, Anda melaju dengan lancar. Selanjutnya, penumpang, awak kabin, dan trolley tanpa pengaman atau barang lainnya berhamburan ke sekitar kabin," kata dia.
Nelson dan sekelompok peneliti mengatakan insiden clear air turbulence sulit diperkirakan dan dihindari, karena tidak terkait dengan badai sedang meningkat akibat perubahan iklim.
Sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters menemukan bahwa clear air turbulence meningkat lebih dari 50 persen di Samudra Atlantik Utara dari tahun 1979 hingga 2020.
Peningkatan turbulensi kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh perubahan iklim terhadap kecepatan angin di lapisan atas atmosfer, demikian temuan para peneliti. Beberapa peningkatan clear air turbulence yang paling nyata dalam beberapa dekade terakhir terjadi di wilayah garis lintang tengah, termasuk di Atlantik Utara dan rute penerbangan di Amerika Serikat.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanasan global mungkin menyebabkan ketidakstabilan pada jet stream, sebuah ban berjalan di udara yang bergerak cepat yang mengelilingi bumi di belahan bumi utara,” ujar Mark Prosser, salah satu penulis penelitian dan peneliti doktoral di University of Reading di Inggris.
“Aliran jet, yang mengalir seperti sungai udara dari barat ke timur, dipicu oleh perbedaan suhu antara wilayah yang lebih dingin di utara dan massa udara yang lebih hangat di selatan. Perubahan iklim mungkin mengganggu aliran jet, yang bisa berdampak besar pada perjalanan udara di masa depan,” ungkap Prosser.
"Pesawat suka terbang dengan aliran jet, tetapi ironisnya, tempat yang suka terbang juga merupakan tempat terjadinya turbulensi," imbuhnya.
