Fakta Mitos Penyakit Kusta, Benarkah karena Kutukan Dosa Masa Lalu?

Indonesia Peringkat 3 Penderita Kusta
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Penyakit kusta adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan dapat menyerang kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan atas. Meskipun dapat disembuhkan sepenuhnya dengan terapi multidrug (MDT), kusta masih sering disalahpahami sebagai penyakit yang berkaitan dengan banyak mitos, mulai dari kutukan hingga penyakit yang tak bisa disembuhkan.

7 Manfaat Buah Mangga untuk Kesehatan Pencernaan

Mitos ini muncul karena gejalanya yang terlihat jelas, seperti bercak kulit dan deformitas fisik, sehingga penderita sering dikucilkan. Edukasi yang tepat diperlukan untuk menghilangkan stigma dan mitos yang salah tentang penyakit ini.

Berikut ini adalah sederet fakta dan mitos tentang penyakit kusta yang harus diketahui agar tidak menimbulkan stigma negatif bagi para penderitanya;

Cas HP Ditinggal Tidur Semalaman Apakah Ngerusak Baterai?

Mitos: Penyakit keturunan, kutukan akibat dosa
Fakta: Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Ilustarasi penyakit Kusta

Photo :
  • Pixabay/tantetati
5 Mitos Baterai HP yang Masih Dipercaya Banyak Orang, Padahal Salah!

Kusta adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini mempengaruhi kulit, saraf tepi, saluran pernapasan atas, dan mata.

Gejala utamanya mencakup munculnya bercak kulit yang mati rasa, kelemahan otot, serta kerusakan saraf yang dapat berujung pada cacat permanen jika tidak diobati dengan benar. 

Perlu diingat bahwa penularan kusta terjadi melalui kontak jangka panjang dengan cairan hidung atau mulut dari penderita yang belum menjalani pengobatan, namun tingkat penularannya lebih rendah dibandingkan penyakit menular lainnya.

Oleh sebab itu, tidak ada kaitannya penyakit kusta dengan kutukan atau dosa di masa lalu seseorang.

Ilustrasi penderita kusta.

Photo :
  • Pixabay/Tusita Studio

"Lamanya kontak itu bisa menyebabkan. Misalnya si bapak atau ibu sakit, anaknya ikut sakit atau keponakannya ikut sakit. Jadi itu yang dianggap orang penyakit keturunan karena anaknya juga sakit. Padahal bukan, karena kontaknya lama dan erat," jelas Dewan Pembina NLR Indonesia, Prof. Dr. dr. Sri Linuwih Menaldi, Sp.D.V.E, Subsp.D.T, FINSDV, FAADV dalam acara media gathering bersama Netherlands Leprosy Relief (NLR) di Jakarta, Kamis 27 Februari 2025.

Mitos: Menyebabkan jari tangan dan kaki buntung.
Fakta: Tangan, kaki, dan mata dapat mengalami disabilitas yang disebabkan karena luka yang tidak disadari karena mati rasa dan peradangan saraf akut.

Di masyarakat, masih banyak mitos yang menyatakan bahwa kusta secara langsung menyebabkan anggota tubuh.

Faktanya, disabilitas pada penderita kusta terjadi bukan karena penyakitnya sendiri, melainkan akibat luka yang tidak disadari akibat mati rasa pada kulit. Bakteri Mycobacterium leprae merusak saraf tepi, sehingga penderitanya kehilangan sensasi pada bagian tubuh tertentu.

Indonesia Peringkat 3 Penderita Kusta

Photo :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

Karena mati rasa ini, luka kecil sering tidak terasa dan tidak segera diobati, sehingga berkembang menjadi infeksi yang parah dan menyebabkan kerusakan jaringan. Dengan pengobatan yang tepat dan perawatan luka yang baik, cacat permanen dapat dicegah sepenuhnya.

"Buntung itu terjadi kalau mati rasa ya jangan pegang api, jangan pegang benda panas. Kalau jadi luka, lukanya itu tidak sakit. Jadi nggak pernah diobati dan dibiarkan saja," ujarnya

Mitos: Penyakit tidak dapat disembuhkan.
Fakta: Dapat disembuhkan, obatnya tersedia.

Banyak juga yang mempercayai mitos bahwa penyakit kusta tidak dapat disembuhkan, sehingga penderita sering dikucilkan dan kehilangan harapan.

Faktanya, kusta bisa disembuhkan sepenuhnya dengan terapi multidrug (MDT), yaitu kombinasi antibiotik yang efektif membunuh bakteri Mycobacterium leprae. MDT tersedia secara gratis di fasilitas kesehatan dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menyembuhkan kusta serta mencegah penularan lebih lanjut. 

Jika pengobatan dimulai sejak dini dan dijalani secara lengkap, kusta tidak akan menyebabkan cacat atau komplikasi serius. Edukasi yang tepat sangat penting untuk menghilangkan mitos ini dan membantu penderita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

"Yang tidak dapat disembuhkan adalah sisanya, bekasnya. Jadi kalau sudah terlanjur tangannya mengalami disabilitas, mengalami kecacatan, ya akan terus jadi begitu. Atau mati rasa di telapak tangan, kaki, atau bagian tubuh lainnya. Walau sudah menyelesaikan pengobatan, belum tentu mati rasanya kembali," kata Prof. Sri Linuwih Menaldi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya