Kasus Gangguan Mental Pada Anak Muda Meningkat, BCF Dukung Edukasi Kesehatan Mental

Antusiasme Audiens terhadap Upaya Penanggulangan Masalah Kesehatan Mental
Sumber :
  • Universitas Bakrie

VIVA – Gangguan kesehatan mental kini menjadi isu yang semakin nyata di tengah masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023, depresi dan kecemasan (anxiety disorder) merupakan dua jenis gangguan mental yang paling banyak dialami masyarakat.

British Council Gandeng Anak Muda untuk Atasi Perubahan Iklim

Sayangnya, depresi dan gangguan kecemasan sering kali tidak disadari bahkan dianggap tabu. Padahal, kedua kasus kesehatan mental tersebut juga turut dialami oleh kalangan anak muda.

Pada 2023, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menyebutkan bahwa meningkatnya angka depresi akibat gangguan kesehatan mental pada anak muda dialami oleh kelompok remaja usia 15–24 tahun. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Lewat Budaya, Anak Muda Bergerak Jadi Pelopor Perdamaian

Ilustrasi gangguan kepribadian, gangguan mental.

Photo :
  • Pixabay/Maialisa

Selain itu, berdasarkan survei yang dikeluarkan oleh NAMHS (Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022, sebanyak 34,9% remaja di Indonesia mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder).

SIS Semarang Resmikan Pusat Inspired Learning dan Advanced Learning

Faktor pemicu gangguan mental yang dialami anak muda umumnya berasal dari lingkungan sekitar, tekanan sosial, hingga relasi personal. Tanpa disadari, masalah kesehatan mental dapat berkembang secara perlahan, dimulai dari stres ringan hingga menjadi gangguan serius yang membutuhkan penanganan profesional.

Banyak pemicu gangguan kesehatan mental yang berasal dari faktor lingkungan, diantaranya konflik keluarga, kurangnya komunikasi yang sehat, dan trauma kekerasan terhadap anak.

Beberapa pemicu tersebut dapat menyebabkan perasaan tidak aman secara emosional. Selain itu, tumbuh di sekitar orang-orang yang kompetitif dan tidak inklusif,  juga dapat menjadi pemicu stres berkepanjangan.

Untuk mencegah meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental pada anak muda, Universitas Bakrie bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan Guest Lecturer bertajuk Generasi Sehat, Indonesia Kuat: Potensi Peran Mahasiswa dalam Penguatan Kesehatan Mental Generasi Muda.

Kegiatan ini diselenggarakan pada Kamis, 17 April 2025 di Auditorium Universitas Bakrie, Jakarta.

Antusiasme Audiens terhadap Upaya Penanggulangan Masalah Kesehatan Mental

Photo :
  • Universitas Bakrie

Kegiatan ini menjadi ruang edukasi dan dialog terbuka antara mahasiswa, dosen dan pemangku kebijakan dalam membahas peran strategis generasi muda pada transformasi sistem kesehatan nasional. Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Imran Pambudi, menjadi pembicara utama dalam kuliah umum ini.

Imran menyampaikan, anak muda menjadi kelompok yang sangat penting untuk dirangkul dan diedukasi agar bisa menyadari jenis-jenis gangguan mental sejak dini.

“Kami mempromosikan program yang bersifat preventif, kuratif, hingga rehabilitatif. Implementasi yang dilakukan generasi muda dapat melalui peningkatan literasi mengenai gejala masalah kesehatan jiwa sebagai upaya pencegahan, termasuk bagaimana cara merespon individu yang mengalami depresi, seperti kemampuan untuk memperhatikan, mendengarkan, dan menghubungkan individu tersebut kepada seorang profesional,” ungkap Imran Pambudi.

Dialog terbuka turut didukung oleh Bakrie Center Foundation (BCF), sebagai lembaga non pemerintah yang peduli terhadap isu-isu kepemudaan. BCF mengajak 30 SDGs Heroes yang merupakan peserta magang Campus Leaders Program (CLP) batch 10, untuk terlibat aktif dalam sesi diskusi.

Sebanyak 100 mahasiswa Universitas Bakrie dan 30 SDGs Hero CLP batch 10, juga terlibat langsung dalam diskusi interaktif dan menyuarakan pandangan mereka terkait pentingnya menjaga  kesehatan mental.

“Menjaga kesehatan mental sangat penting, sebagaimana pentingnya menjaga diri kita untuk tetap sehat. Terlebih ketika menjalani kehidupan perkuliahan yang cukup berat. Kesehatan mental tidak hanya datang dari diri kita, tetapi juga dari lingkungan yang positif,” tutur Irene, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie.

Mahasiswa merupakan agen perubahan (agent of change) yang mampu meningkatkan literasi kesehatan mental melalui pendekatan edukatif dan advokatif. Peran mereka krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, terutama bagi kelompok rentan dan rekan sebaya.

“Isu mental health masih menjadi perhatian penting kita semua hingga detik ini. Civitas akademika seperti guru dan dosen juga ikut bertanggungjawab terhadap isu ini,” tambah Dian, salah satu dosen Universitas Bakrie.

Melalui acara ini diharapkan anak muda terutama mahasiswa, dapat termotivasi untuk mengambil peran aktif dan mampu melakukan pembinaan terhadap isu kesehatan mental melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Sehingga, informasi mengenai kesehatan mental dapat lebih tersebar luas dan tidak lagi dianggap tabu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya