Diusulkan Dedi Mulyadi Buat Syarat Bansos, Seberapa Efektif Vasektomi Cegah Kehamilan?
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan vasektomi atau KB pada pria sebagai syarat penerima bantuan sosial masyarakat prasejahtera di wilayahnya. Menurut Dedi Mulyadi, kebijakan ini dilakukan guna memastikan bantuan pemerintah bisa didistribusikan dengan adil dan merata.
Ia melihat sejumlah kasus di lapangan bahwa banyak keluarga prasejahtera yang mempunyai banyak anak padahal kebutuhan sehari-hari mereka saja tidak tercukupi. Maka dari itu, Dedi Mulyadi berharap masalah reproduksi tidak hanya dibebankan ke perempuan. Bicara vasektomi, apakah prosedur satu ini sangat efektif untuk mengatasi masalah punya banyak anak? Berikut ini penjelasannya.Â
Apa itu vasektomi?
Vasektomi adalah prosedur medis untuk sterilisasi pria, di mana saluran sperma (vas deferens) dipotong atau ditutup agar sperma tidak keluar bersama air mani saat ejakulasi sehingga tidak membuahi sel telur. Prosedur ini bersifat permanen dan bertujuan untuk mencegah kehamilan. Vasektomi tidak memengaruhi produksi hormon pria, gairah seksual, atau kemampuan ereksi.
Ilustrasi penis
- Pixabay
Seberapa efektif vasektomi?
Menurut seorang Ahli Urologi di University of Lowa Hospitals & Clinics, Moshe Wald, MD, vasektomi tidak dapat memberikan jaminan 100 persen pasangan tidak akan punya anak lagi. Adapun cara yang menjamin hal tersebut adalah tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
"Vasektomi tidak akan pernah memberikan jaminan 100 persen. Satu-satunya cara untuk mencapai jaminan 100 persen tidak akan terjadi kehamilan adalah dengan menghindari hubungan seksual sama sekali," kata Dr. Wald, melansir laman American Medical Association, Selasa 29 April 2025.
"Bahkan setelah seorang pria menjalani vasektomi dan kemudian menjalani tes air mani yang tidak menunjukkan adanya sel sperma dalam air mani, masih ada risiko yang sangat kecil untuk terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan di masa mendatang," tambahnya.
Risiko tersebut diperkirakan dalam banyak penelitian sebesar satu dari 2.000 yang misalnya jauh lebih baik daripada kondom. Namun, risiko tersebut tidak sampai nol dan tidak akan pernah nol. Jika seseorang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman setelah vasektomi sebelum menjalani tes air mani tersebut, peluangnya untuk hamil bisa mendekati 100.
Kandidat terbaik untuk vasektomi adalah pasangan yang sudah tidak punya anak lagi atau pria yang mungkin masih lajang dan tahu pasti bahwa mereka tidak ingin punya anak lagi di masa mendatang. Kondisi ini dianggap sebagai bentuk sterilisasi permanen.