Pekan Imunisasi Dunia: Pahami 5 Jenis yang Wajib untuk Lindungi Anak dari Penyakit Serius
- Pixabay/dfuhlert
Jakarta, VIVA – Pekan Imunisasi Dunia, yang diperingati setiap tahun pada 24–30 April, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan manfaat imunisasi dalam melindungi diri dari berbagai penyakit, salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling efektif, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya.
Tema global tahun ini, Immunization for all is humanly possible, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memastikan akses imunisasi yang merata di segala usia. Di tingkat nasional, PID 2025 mengangkat tema "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas," menegaskan peran imunisasi dalam membangun generasi masa depan yang sehat. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Ketua IDAI Cabang Jawa Barat, Dr. Anggraini Alam, dr., SpA(K), menekankan bahwa imunisasi adalah fondasi utama dalam mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk salah satunya dengue.
“Dengue masih menjadi ancaman nyata di Indonesia, meskipun saat ini mungkin kurang mendapat perhatian. Kita perlu ingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman — risiko infeksi ada sepanjang tahun, dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, lokasi, maupun gaya hidup. Tidak ada obat khusus untuk dengue, sehingga pencegahan menjadi kunci utama. Beberapa di antaranya dengan menerapkan 3M Plus secara konsisten, dan melakukan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi," ujar Dr. Anggraini Alam, saat talkshow memperingati Pekan Imunisasi Dunia, yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dikutip dari keterangannya, Rabu 7 Mei 2025.
Ilustrasi imunisasi
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Namun untuk memperoleh perlindungan optimal, seseorang harus mendapatkan dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter, yaitu dua dosis yang diberikan dalam rentang waktu tiga bulan. Vaksinasi dengue bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mencegah kita menjadi sumber penularan kepada keluarga dan komunitas, termasuk kepada anak-anak yang kita cintai.
“Melengkapi imunisasi, termasuk vaksinasi dengue, adalah bentuk tanggung jawab kita bersama untuk menjaga masa depan yang lebih sehat. Setiap langkah pencegahan yang kita ambil hari ini, sekecil apa pun, akan membawa dampak besar bagi keselamatan generasi yang akan datang,” jelasnya.
Sementara itu, dr. R. Vini Adiani Dewi, MMRS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, menyatakan, imunisasi telah terbukti menjadi salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling aman dan efektif dalam sejarah.
Penyakit-penyakit berbahaya seperti cacar (smallpox) yang dulu mematikan, kini telah berhasil diberantas berkat keberhasilan program vaksinasi global. Polio, yang dulunya menjadi penyebab kecacatan massal, kini hampir sepenuhnya dieliminasi di banyak belahan dunia.
“Berkat imunisasi, sekarang kita juga mampu mencegah berbagai penyakit lain seperti campak, rubella, difteri, tetanus, pertusis, hepatitis, hingga pneumonia. Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan kekuatan vaksin dalam melindungi nyawa manusia. Tidak hanya itu, saat ini kita mengenal istilah 'imunisasi ganda' yaitu pemberian imunisasi lebih dari 1 jenis/suntikan secara bersamaan. Imunisasi ganda ini tentunya bermanfaat dalam melengkapi jadwal vaksin dan mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan,” paparnya.
Namun menurutnya, perjuangan masih belum berakhir. Nyatanya, masih banyak penyakit yang terus mengancam apabila masyarakat mulai lengah.
“Melengkapi imunisasi sesuai jadwal bukan hanya melindungi individu dari risiko kesakitan, kecacatan, dan kematian, tetapi juga memperkuat kekebalan komunitas sehingga penyebaran penyakit dapat ditekan. Imunisasi adalah salah satu bentuk investasi kesehatan terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas. Komitmen kita hari ini untuk melengkapi imunisasi akan menentukan kualitas kesehatan generasi masa depan,” tutupnya.
Dokter spesialis anak, Dr. Eddy Fadlyana, dr., SpA(K), Mkes., menjelaskan, jadwal imunisasi yang direkomendasikan IDAI disusun berdasarkan bukti ilmiah terkini untuk memberikan perlindungan optimal di setiap tahap pertumbuhan anak.
“Saat ini, ada lima imunisasi utama yang wajib diberikan untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit serius, yaitu: vaksin hepatitis B, vaksin polio, vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis), vaksin campak-rubella, dan vaksin pneumonia (PCV). Seiring berkembangnya tantangan kesehatan masyarakat, vaksinasi dengue kini juga direkomendasikan untuk melindungi anak-anak dan dewasa muda dari ancaman infeksi dengue, yang dapat berujung pada komplikasi berat bahkan kematian,” bebernya.
“Pemberian imunisasi sesuai jadwal bukan hanya penting untuk melindungi individu, tetapi juga membangun kekebalan komunitas, sehingga kita dapat mencegah terjadinya wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Kami mengajak masyarakat untuk terus percaya pada kekuatan vaksinasi dalam melindungi kesehatan. Vaksin terbukti aman dan efektif secara ilmiah, serta menjadi upaya terbaik yang dapat kita lakukan untuk menjaga anak-anak kita dari risiko penyakit berat, komplikasi serius, dan kematian yang dapat dicegah, serta salah satu investasi terbaik untuk kesehatan kita hari ini dan masa yang akan datang,” imbuhnya.
Dalam kesempatan sama, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyatakan dukungannya terhadap penguatan sistem kesehatan di Indonesia melalui penyediaan akses berkelanjutan terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif.
“Kami percaya bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, asosiasi medis, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sangat krusial dalam membangun masa depan kesehatan yang lebih baik dan lebih tangguh,” ungkapnya.
“Dukungan kami dalam kegiatan ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Takeda untuk menjadi mitra jangka panjang dan tepercaya bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempercepat upaya pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Kami meyakini bahwa melalui langkah sederhana ini, kita dapat secara nyata menjaga kesehatan diri sendiri, melindungi orang-orang tercinta, dan memperkuat ketahanan komunitas terhadap berbagai ancaman penyakit serius,” tutup Andreas.