Waspadai! Ini 7 Gejala Burnout di Tempat Kerja yang Sering Diabaikan

Ilustrasi 'burnout' di tempat kerja
Sumber :
  • pexels.com/Nataliya Vaitkevich

VIVA – Di tengah tekanan target, deadline ketat, dan ekspektasi atasan, banyak karyawan tidak menyadari bahwa kelelahan yang mereka alami lebih dari sekadar "capek biasa." Burnout di tempat kerja kini menjadi fenomena yang semakin sering terjadi, terutama pada pekerja profesional yang terus-menerus berada di bawah tekanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah mengklasifikasikan burnout sebagai sindrom akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola.

9 Cara Membangun Mental yang Kuat agar Tangguh Hadapi Tekanan Hidup

Yang menjadi masalah, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalaminya. Gejalanya sering kali dianggap remeh atau disamakan dengan kurang tidur atau sedang tidak termotivasi. Padahal, jika dibiarkan, burnout bisa berdampak serius pada kesehatan mental, fisik, hingga produktivitas kerja. Artikel ini akan membahas tujuh gejala burnout di tempat kerja yang sering diabaikan, lengkap dengan penyebab umum dan cara mengatasinya.

Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat stres berkepanjangan di tempat kerja. WHO mendefinisikannya sebagai sindrom yang muncul akibat stres kerja kronis yang belum berhasil dikelola. Burnout bukan sekadar kelelahan biasa, tapi juga memengaruhi bagaimana seseorang memandang pekerjaannya dan dirinya sendiri.

7 Tanda Kamu Butuh Psikolog: Kenali Sebelum Terlambat

Berbeda dengan stres biasa yang bisa datang dan pergi, burnout bersifat jangka panjang dan dapat menyebabkan perubahan perilaku dan penurunan performa yang signifikan. Dalam jangka panjang, burnout bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, hingga gangguan tidur kronis.

7 Gejala Burnout di Tempat Kerja yang Sering Diabaikan

Manajemen Emosi dalam Hubungan: Kunci Agar Cinta Nggak Jadi Drama
  1. Kelelahan Fisik dan Emosional yang Tidak Kunjung Hilang

Kamu merasa lelah setiap hari, bahkan setelah tidur cukup di malam hari. Tubuh terasa berat, dan semangat kerja hampir nol. Secara emosional, kamu merasa hampa, mudah marah, dan tidak punya energi untuk bersosialisasi atau menyelesaikan tugas.

  1. Menurunnya Produktivitas dan Kinerja

Pekerjaan yang dulu terasa mudah kini terasa berat. Fokus menurun, kamu jadi sering lupa hal-hal kecil atau melakukan kesalahan. Kreativitas juga menurun drastis, dan kamu merasa tidak ada gairah untuk menyelesaikan tanggung jawab.

  1. Sikap Sinis dan Negatif terhadap Pekerjaan

Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah munculnya sikap sinis. Kamu mulai merasa bahwa apa pun yang kamu lakukan tidak akan dihargai. Bahkan, kamu mulai mempertanyakan kenapa kamu melakukan pekerjaan ini.

  1. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial Kantor

Kamu merasa lebih nyaman menyendiri, menghindari percakapan dengan rekan kerja, dan bahkan mencari alasan untuk tidak hadir di acara kantor. Ini bisa jadi cara bawah sadar kamu untuk melindungi diri dari stres berlebihan.

  1. Gangguan Tidur dan Pola Makan

Burnout juga bisa menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia atau tidur terlalu lama. Pola makan pun berubah: ada yang kehilangan nafsu makan, ada juga yang justru makan berlebihan sebagai bentuk pelarian.

  1. Merasa Tidak Pernah Cukup atau Kompeten

Kamu terus merasa bahwa usahamu tidak pernah cukup. Meskipun kamu sudah bekerja keras, kamu merasa gagal dan tidak kompeten. Ini bisa mengarah pada penurunan harga diri dan kepercayaan diri.

  1. Keinginan untuk Resign Tanpa Alasan Jelas

Jika kamu terus merasa ingin keluar dari pekerjaan tanpa alasan yang konkret atau tanpa rencana matang, ini bisa jadi gejala burnout. Kamu ingin lari dari tekanan, bukan karena ingin berkembang.

Beberapa faktor penyebab burnout di tempat kerja antara lain:

  • Beban kerja berlebihan: Tugas yang menumpuk tanpa waktu istirahat yang cukup.
  • Kurangnya kontrol: Tidak bisa menentukan bagaimana kamu mengerjakan tugas.
  • Minimnya penghargaan atau pengakuan: Tidak merasa dihargai meskipun sudah bekerja keras.
  • Lingkungan kerja toksik: Konflik, politik kantor, atau atasan yang tidak suportif.
  • Ketidakseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi: Waktu kerja yang terlalu panjang membuat waktu pribadi tergerus.

Dampak Jangka Panjang Burnout

Jika tidak ditangani, burnout dapat menyebabkan:

  • Penurunan performa kerja secara konsisten
  • Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan
  • Gangguan fisik seperti migrain, gangguan pencernaan, hingga tekanan darah tinggi
  • Menurunnya kualitas hidup secara keseluruhan

Cara Mengatasi dan Mencegah Burnout

  • Kenali batas dirimu. Jangan ragu menolak pekerjaan tambahan jika memang sudah terlalu penuh.
  • Ambil jeda secara berkala. Istirahat 5-10 menit setiap 1 jam bisa membantu menjaga energi.
  • Prioritaskan istirahat dan pola hidup sehat. Tidur yang cukup dan makan bergizi sangat berpengaruh.
  • Komunikasikan masalahmu ke atasan atau HR. Kadang solusi datang dari perubahan kecil dalam sistem kerja.
  • Lakukan aktivitas relaksasi. Meditasi, journaling, atau olahraga ringan bisa bantu melepaskan stres.
  • Pertimbangkan bantuan profesional. Psikolog atau konselor bisa memberikan panduan yang tepat.

Burnout bukanlah kondisi yang bisa diabaikan begitu saja. Mengenali gejala burnout sejak awal sangat penting agar kamu bisa mengambil tindakan pencegahan sebelum dampaknya meluas. Kesehatan mental dan fisikmu jauh lebih berharga daripada memenuhi ekspektasi yang tidak manusiawi.

Ingat, produktivitas terbaik datang dari kondisi tubuh dan pikiran yang sehat. Jangan tunggu sampai kamu benar-benar kehabisan energi untuk mulai peduli pada dirimu sendiri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya