Mau Bayi Tabung Harganya Mahal? Dokter Ungkap Cara Ini Bisa Menekan Biaya
- Pixabay/DrKontogianniIVF
Jakarta, VIVA – Infertilitas masih menjadi tantangan besar di dunia kesehatan reproduksi, dengan estimasi 1 dari 6 pasangan di dunia mengalami kesulitan untuk hamil. Di Indonesia, angka infertilitas diperkirakan mencapai 10–15 persen pada pasangan usia subur.
Salah satu metode yang bisa menjadi pilihan untuk penanganan infertilitas adalah dengan Intrauterine Insemination (IUI), yaitu prosedur memasukkan sperma yang telah diproses di dalam laboratorium ke dalam rahim saat ovulasi. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Meskipun tergolong prosedur yang sederhana dan lebih terjangkau dibandingkan bayi tabung (In Vitro Fertilization), tingkat keberhasilan IUI berkisar antara 10–20 persen, tergantung pada usia, kualitas dan jumlah sperma, kondisi rahim, dan juga saluran tuba.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, MPH, Subsp. FER, FRANZCOG (Hons), FICRM, menekankan bahwa program bayi tabung (IVF) memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Namun dengan pemeriksaan yang komprehensif dan mild ovarian stimulation dengan menggolongkan pasien ke dalam poor, normal, atau hyper-responders, dapat sedikit mengurangi biaya yang dikeluarkan,” ujar Prof Iko sapaannya saat simposium dan seminar Round Table Discussion (RTD) Smart Scientific Update bertajuk “Ilmu di Balik Proses Kehamilan yang digelar Smart Fertility Clinic di Jakarta, mengutip keterangannya, Senin 16 Juni 2025.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Prof. Dr. dr. R. Muharam, Sp.OG., Subsp. FER., MPH., menambahkan bahwa masa prakehamilan adalah kunci yang sering diabaikan padahal masa-masa ini adalah jendela kritis pada program kehamilan.
“Nutrisi seimbang, suplementasi tambahan, dan manajemen emosi menjadi penentu keberhasilan kehamilan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Andrologi, Dr. dr. Rahmawati Thamrin, Sp.And., dalam sesi diskusi bertema Sexual and Reproductive Health in Men. dr. Arin menekankan peran penting pria dalam isu fertilitas.
“Seringkali kesehatan reproduksi pria luput dari perhatian. Padahal, hampir 50 persen kasus infertilitas dipengaruhi faktor pria, dan edukasi mengenai masih sangat minim,” tukasnya.
CEO Smart Fertility Clinic, dr. Laura Leandra Setiawan, mengatakan, pentingnya peningkatan pengetahuan dan kolaborasi untuk memajukan dunia fertilitas terutama di Indonesia.
“Melalui acara ini, diharapkan menjadi ruang yang bermakna bagi para tenaga medis untuk saling belajar, berdiskusi, dan memperluas sudut pandang dalam menangani isu fertilitas. Diharapkan, pengetahuan yang dibagikan dapat memberi kontribusi nyata dalam praktik klinis, sekaligus membuka jalan menuju penanganan reproduksi yang lebih holistik dan terjangkau,” pungkasnya.