Ibu Hamil Butuh Asupan Protein Tinggi, Mengapa?

Ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Ibu hamil memiliki kebutuhan energi yang berbeda dengan wanita normal pada umumnya. Terlebih, di tiap tahapannya, kebutuhan kalori ibu hamil berbeda-beda.

Mau Bayi Tabung Harganya Mahal? Dokter Ungkap Cara Ini Bisa Menekan Biaya

Nutrisi pada ibu hamil, harus menjadi perhatian khusus, guna mencukupi perkembangan janin di kandungan. Di masa ini, merupakan momen emas bagi janin untuk bisa berkembang secara maksimal melalui gizi yang tepat.

"1000 hari pertama kehidupan anak dihitung sejak 270 hari dalam kandungan. Di sini perkembangan dan pertumbuhannya harus disertai dengan sumber gizi yang tepat. Sehingga, kebutuhan kalorinya sendiri harus dilebihkan atau ekstra," ujar spesialis gizi klinik, dr. Diana Suganda, M.Kes, Sp.GK., dalam diskusi media RS Pondok Indah Grup, di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa 23 Mei 2017.

Apa Itu Diagnosis Prenatal? Bisa Deteksi Kelainan pada Bayi, Cacat Hingga Down Syndrome Sebelum Lahir

Kebutuhan kalori ibu hamil di trimester pertama harus ditambahkan sebesar 180 kkal. Sedangkan, di trimester kedua dan ketiga, dibutuhkan kalori sebesar 300 kkal.

"Sumber kalori ekstra ini sebaiknya didapatkan dari karbohidrat, lemak dan protein serta serat. Namun, kandungan lemaknya harus yang esensial omega 3 serta rendah lemak jenuh," kata Diana.

Luna Maya Blak-blakan Soal Rencana Punya Anak

Protein, lanjut dia, menjadi yang paling penting dalam proses tumbuh kembang janin. Di sini, asupan protein harus ditambahkan sebesar 20 gram per hari, agar membentuk tubuh sempurna pada janin.

"Protein ditambahkan agar diserap dalam pembentukan janin. Sedangkan, karbohidrat dan lemak tidak ditambahkan karena malah membuat ibunya yang semakin gemuk," kata Diana.

Maka, asupan serat – khususnya air mineral sebanyak tiga liter – dibutuhkan agar ibu hamil tidak sulit buang air besar. (ren)

Ilustrasi ibu hamil.

Tekan Risiko Stunting, Kini Ada Buku Panduan Nutrisi untuk Kehamilan

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, yang dirilis Kementerian Kesehatan pada awal 2025, menunjukkan bahwa hampir 20 persen anak-anak Indonesia alami stunting.

img_title
VIVA.co.id
28 Juni 2025