Menguak Alasan Penderita Bipolar Selalu Ingin Bunuh Diri

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pexels/gratisography.com

VIVA – Gangguan bipolar, mungkin sudah sering Anda dengar. Terlebih beberapa selebriti dikabarkan memiliki kondisi yang masuk dalam kategori gangguan mental tersebut.

Menyayat Hati! Wasiat Terakhir Ibu di Bandung yang Tewas Gantung Diri dan Racuni 2 Anak

Gangguan mental bipolar atau yang lebih akrab disebut bipolar disorderataumanic- depression. DIlansir laman Health,  kondisi ini menyebabkan perubahan drastis pada mood, energi, pemikiran dan sikap penderitanya.

Ketika perasaannya sedang bersemangat, terjadi mania, luapan kebahagiaan yang 'meledak'. Sebaliknya, ketika perasaannya dalam keadaan tidak semangat, suasana hatinya bisa berubah sangat drastis ke level rendah, bahkan bisa sampai pada tahap depresi. 

KPAI Sebut Ibu Bunuh Diri usai Racuni Anak di Bandung Masuk Kategori Filisida Maternal

Perubahan yang kerap terjadi secara tiba-tiba ini cenderung tidak wajar sehingga mengganggu aktivitas normal sehari-hari dari penderitanya. Selain itu orang yang berjuang dengan bipolar juga cenderung memiliki gejala psikotik (seperti mendengar suara atau memiliki delusi), dan gelisah.

Kondisi suasana hati yang naik turun itulah yang memicu keinginan bunuh diri para penderita bipolar. Sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Bipolar Disorders meneliti usaha bunuh diri pada pasien bipolar selama periode lima tahun. 

Himpitan Ekonomi, Ibu di Bandung Bunuh 2 Anaknya Lalu Gantung Diri

Peneliti menemukan bahwa mereka 120 kali lebih berisiko bunuh diri ketika dalam kombinasi kondisi terjadi, ketika ekstrem tinggi dan rendah terjadi pada saat yang sama. 

"Anda memiliki suasana hati yang depresi tapi banyak energi untuk melakukan sesuatu terhadapnya. Itu bisa sangat berbahaya dalam hal risiko bunuh diri," ujar Glenn Konopaske, MD, asisten profesor psikiatri di UConn Health.

Penelitian lain menunjukkan bahwa perbedaan otak membuat beberapa pasien bipolar berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri daripada yang lainnya.

Sebuah studi pada bulan Januari 2017 dari Universitas Yale membandingkan pemindaian otak remaja dan dewasa muda dengan gangguan bipolar dan menemukan bahwa mereka yang telah mencoba bunuh diri memiliki volume dan aktivitas yang lebih rendah di korteks frontal, bagian otak yang mengatur emosi dan dorongan hati.

"Itu dapat menyebabkan rasa sakit emosional yang lebih ekstrem, kesulitan dalam menghasilkan solusi alternatif untuk bunuh diri dan kemungkinan tindakan akupunktur yang lebih besar," kata penulis studi senior Hilary Blumberg, MD.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya