4 Jejak Unik Sejarah dan Budaya Kuliner Gorontalo
- VIVA/Putri Firdaus
Apalagi proses pembuatannya sederhana dan cepat, tidak memerlukan proses panjang, sehingga makanan tidak utuh. Karena itu, tepat disantap oleh orang yang istirahat.
3. Simbol perdamaian dan doa kerajaan
Terkait sejarah yang berhubungan dengan keberadaan kerajaan, Gorontalo masih memiliki makanan yang menjadi makanan tertua di daerah tersebut, yaitu Ilabulo. Makanan ini menjadi simbol perdamaian di antara raja-raja yang sedang bertikai. zaman dulu terjadi perang antara Kerajaan Limutu dan Kerajaan Holunthalangi.
Emas dan benda-benda berharga diduga peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di wilayah Pesisir Timur OKI.
- IST
Kemudian mereka bersepakat untuk berdamai dan menyelamatkan pertikaian dengan cara tanpa cincin keduanya, kemudian cincin itu dibuang di Danau Limboto. Karena itu, tugas orang yang berdarah Gorontalo adalah menjaga agar danau tersebut tidak kering. Sebab, ketika kering, cincin jadi terlihat dan perang bisa kembali tersulut.
Ilabulo dari sagu dan kulit ayam yang dicampurkan, dibungkus daun pisang, lalu dikukus atau dibakar. Makanan sederhana tersebut sampai sekarang masih mudah ditemukan di berbagai acara maupun sebagai jajanan sehari-hari. Seiring perkembangan zaman, oleh warga Gorontalo makanan ini disimbolkan sebagai syukuran setelah khitanan
4. Ada makanan yang langka
Kue Lebaran sagu keju.
- Blue Band
Asa beberapa makanan khas Gorontalo yang mulai menghilang. Sebelum bisa mengakses beras, warga Gorontalo mengonsumsi singkong yang diparut atau sagu yang santap dengan kelapa cukur.
Ada lagi makanan yang langka, yaitu Bode'o. Semacam sambal, serundeng, atau abon, tapi berbeda. Bode'o terbuat dari kelapa cukur yang disangrai, lalu ditumbuk halus, serta diberi bumbu, seperti jinten, ketumbar, jahe, kunyit, lengkuas, dan sereh.
Biasanya makanan ini dibawakan untuk anak dari desa yang merantau untuk sekolah di kota. Bode'o umumnya disantap bersama nasi atau singkong. Selain itu, makanan yang sudah benar-benar hilang adalah nasi jagung, yang 100 persen terbuat dari jagung putih dan jagung kuning varietas lokal.
Makanan ini disebut Alibuluto. Nasinya berwarna kuning dengan tekstur lembek. Dua jenis jagung yang dipecahkan dimasak dengan santan. Nasi jagung ini dulu disantap sebagai makanan pokok, karena dianggap mahal.
