Ibu Hamil Idap Gangguan Tiroid, Awas Bahaya Ini Intai Bayi Baru Lahir
- Freepik/user18526052
VIVA Lifestyle – Berdasarkan data tahun 2022, prevalensi hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan masih sangat rendah yaitu 1,9 persen. Padahal, dalam beberapa kasus hipotiroid dapat diturunkan dari ibu ke anaknya, yakni Hipotiroid Kongenital pada bayi baru lahir, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius serta disabilitas intelektual.
Bayi yang baru lahir akan mendapat masalah serius apabila gangguan tiroid pada ibu hamil tak segera tertangani di masa kehamilannya. Gangguan tiroid sendiri akan begitu terlihat oada bayi dengan bentuk fisik yang tidak seperti pada umumnya.
"Jadi kalau anak hipotiroid dan tidak dikoreksi akan muncul gangguan hipotiroid neonatus, tidak menangis, tumbuh kembang berkurang, maaf, lidahnya besar," ujar Ketua Pengurus Pusat Indonesian Thyroid Association (PP InaTA), Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, Sp.PD-KEMD., FINASIM, dalam acara media “Kolaborasi Tingkatkan Skrining dan Diagnosis Gangguan Tiroid di Indonesia” bersama Merck, di Jakarta, Kamis 25 Mei 2023.
Ilustrasi ibu hamil.
- freepik by freepik
Gejala lain yang diakibatkan dari gangguan hormon pada bayi baru lahir berupa masalah buang air besar yang tidak lancar. Dampaknya, tentu pada asupan gizi anak tidak tercukupi lantaran kondisi lambungnya menjadi kembung sehingga akibat jangka panjangnya bisa memicu stunting bahkan picu kematian.
"Karena bisa meningkatkan tingkat kematian," tuturnya.
Maka dari itu, dokter Tjoko mengingatkan agar para ibu hamil melakukan skrining sejak awal kehamilan agar mengetahui kondisi tubuhnya. Dengan begitu, gangguan hormon tiroid dapat diatasi, termasuk bahaya jangka panjang pada stunting serta cegah kematian.
"Jadi, ibu hamil wajib diskrining," kata Tjokorda.
Tiroid merupakan kelenjar penting dalam tubuh manusia yang berperan dalam mengatur metabolisme dan kesehatan tubuh. Hormon tiroid sangat diperlukan untuk membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat, serta membuat otak, jantung, otot dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya.
Sedangkan prevalensi hipertiroid sebanyak 13,2 juta dengan tingkat penanganan yang juga sangat rendah, yakni hanya 6,2 persen. Oleh karena itu, peningkatan kapabilitas tenaga kesehatan, khususnya dokter di semua multidisiplin ilmu tentang skrining dan diagnosis gangguan tiroid sedini mungkin sangat penting untuk mencegah komplikasi masalah kesehatan serius lebih lanjut, serta memastikan layanan kesehatan berkualitas terkait penanganan gangguan tiroid dapat diberikan bagi seluruh masyarakat.