6 Tips Bermain Medsos yang Aman untuk Anak: Pelajaran dari Kasus Grup FB Fantasi Sedarah

Ilustrasi anak dan ibu
Sumber :
  • Pexels/Ketut Subiyanto

Jakarta, VIVA – Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak dan remaja. Namun, kebebasan berinteraksi di dunia maya juga membawa risiko, terutama jika tidak diimbangi dengan pemahaman akan batasan, etika, dan bahaya yang mengintai. 

Salah satu contoh nyata dari ancaman tersebut adalah terbongkarnya grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’, yang sempat menggegerkan masyarakat. Grup tersebut berisi konten berbau pornografi dan inses, serta menjadi ruang diskusi yang mengarah pada penyimpangan seksual. Scroll untuk info lengkapnya!

Meski mayoritas anggotanya adalah orang dewasa, kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan dan edukasi digital sejak dini, karena anak-anak pun bisa menjadi korban atau tersesat jika tidak memahami dunia maya dengan benar. Berikut beberapa tips penting agar anak-anak dapat menggunakan media sosial secara aman.

Ilustrasi anak main HP/gadget.

Photo :
  • Pexels/Ron Lach

Pahami Batasan Usia dan Aturan Platform

Setiap platform media sosial memiliki batas usia minimum, biasanya 13 tahun. Orangtua harus menjelaskan mengapa aturan ini penting. Anak-anak di bawah usia tersebut belum memiliki kematangan emosional untuk menyaring konten yang mereka lihat atau mengelola interaksi yang kompleks.

Ajarkan Etika Digital Sejak Dini

Sopan santun tidak hanya berlaku di dunia nyata. Ajarkan anak untuk tidak menyebar kebencian, tidak melakukan perundungan, serta selalu menghormati privasi orang lain. Mereka juga perlu tahu bahwa apa yang diunggah ke internet bisa bersifat permanen.

Bangun Komunikasi Terbuka

Anak harus merasa nyaman untuk bercerita kepada orangtua jika mereka menemukan sesuatu yang mengganggu atau mencurigakan. Dalam kasus grup “Fantasi Sedarah”, keterbukaan anak bisa menjadi langkah awal untuk mencegah mereka terlibat lebih jauh atau menjadi korban eksploitasi.

Kencani Istri Orang, Seorang Duda di Mojokerto Juga Peras Suaminya

Gunakan Pengawasan Digital dengan Bijak

Orangtua dapat menggunakan fitur parental control untuk mengawasi aktivitas online anak. Namun, pengawasan ini harus disertai dialog dan pemahaman, bukan hanya larangan tanpa penjelasan.

Cara Jennifer Coppen Atasi Kulit Kamari yang Gampang Ruam Hingga Iritasi

Edukasi tentang Bahaya Konten Seksual dan Eksploitasi

Anak harus tahu bahwa tidak semua yang terlihat di internet itu aman. Beri mereka pemahaman tentang grooming online, eksploitasi seksual, dan bagaimana cara melaporkan atau menghindari akun-akun mencurigakan. Pengetahuan ini bisa jadi tameng yang kuat.

Apa Itu Diagnosis Prenatal? Bisa Deteksi Kelainan pada Bayi, Cacat Hingga Down Syndrome Sebelum Lahir

Ajarkan Verifikasi Informasi dan Waspada Terhadap Grup Tertutup

Grup-grup privat bisa menjadi tempat penyebaran ide-ide ekstrem, termasuk yang berbahaya seperti kasus “Fantasi Sedarah.” Ajarkan anak untuk selalu kritis terhadap undangan masuk ke grup yang tidak jelas, terutama jika kontennya bersifat sensitif, aneh, atau menyimpang.

Megawati Hangestri dari Red Sparks

Megawati Hangestri Siap Menikah, Tapi Pilih Tunda Punya Anak Demi Karier

Megawati Hangestri ungkap rencana nikah dengan Dio Novandra, tunda punya anak, dan target main voli hingga usia 40 tahun. Idolanya? Kim Yeon Koung!

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2025