Kurang Asam Folat di Trimester Awal, Spina Bifida Akibatnya

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA – Nutrisi di masa kehamilan menjadi yang sangat krusial untuk tumbuh kembang si kecil. Di usia kehamilan trimester awal, para ibu disarankan mengonsumsi dua makanan sumber gizi terpenting untuk janinnya.

Mau Bayi Tabung Harganya Mahal? Dokter Ungkap Cara Ini Bisa Menekan Biaya

Nutrisi di masa kehamilan hendaknya dimulai sejak terjadinya konsepsi, dan diteruskan sampai usia 1.000 hari kehidupan (bayi usia dua tahun). Hal ini karena pembentukan organ janin dimulai sejak masa konsepsi.

"Nutrisi semasa kehamilan trimester pertama sangat penting, karena di masa ini pembelahan sel janin terjadi sangat cepat untuk pembentukan organ. Dua zat gizi penting di trimester pertama adalah zat besi dan asam folat," ujar spesialis gizi klinis, dr. Julia Dewi Nerfina, Mgizi, SpGK., kepada VIVA saat ditemui beberapa waktu lalu.

Apa Itu Diagnosis Prenatal? Bisa Deteksi Kelainan pada Bayi, Cacat Hingga Down Syndrome Sebelum Lahir

Kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil meningkat karena volume darah ibu meningkat. Kebutuhan Fe pada wanita dewasa adalah 14-16 gram, tetapi pada ibu hamil ditambah 20 gram.

"Sedangkan kebutuhan asam folat untuk ibu hamil sekitar 600 mikrogram. Kekurangan atau defisiensi asam folat adalah spinabifida yaitu tidak tertutupnya selubung saraf tulang belakang," ujarnya.

Luna Maya Blak-blakan Soal Rencana Punya Anak

Bahaya dari tidak tertutupnya selubung saraf tulang belakang adalah tidak terkoordinasinya fungsi saraf-saraf yang dibutuhkan tubuh saat beraktivitas. Untuk itu, Julia menyebutkan beberapa makanan yang mudah dijangkau sebagai sumber gizi zat besi dan asam folat.

"Sumber gizi keduanya bisa ditemukan di beberapa makanan seperti hati ayam, kacang kedelai, kacang merah, sayur bayam, dan asparagus,” ucapnya menambahkan.

Ilustrasi ibu hamil.

Tekan Risiko Stunting, Kini Ada Buku Panduan Nutrisi untuk Kehamilan

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, yang dirilis Kementerian Kesehatan pada awal 2025, menunjukkan bahwa hampir 20 persen anak-anak Indonesia alami stunting.

img_title
VIVA.co.id
28 Juni 2025