Ubud Segera Ditetapkan Jadi Destinasi Gastronomi Dunia

Pura Desa Gede, Desa Peliatan, Ubud, Bali
Sumber :
  • Antara/ Nyoman Budhiana

VIVA – Wisata gastronomi saat ini masih terdengar asing di Indonesia. Istilah yang lebih akrab di telinga adalah wisata kuliner.

IdeaFest 2025 Hadir 31 Oktober - 2 November 2025 di JICC Menyalakan Budaya Baru Melalui Kolaborasi dan Kreativitas

Sebenarnya istilah wisata gastronomi memang lebih bergaung di luar negeri dibanding dalam negeri. Oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), wisata gastronomi adalah sebuah perjalanan yang berhubungan dengan makanan ke suatu daerah dengan tujuan rekreasi.

Sejak beberapa tahun terakhir, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tengah gencar menjadikan Ubud sebagai destinasi gastronomi. Dipilihnya Ubud sebagai prototipe UNWTO destinasi gastronomi punya alasan.

Experience Macao Mega Sale Kembali Sambangi Jakarta, Hadirkan Beragam Atraksi hingga Promo Liburan Menarik

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau menjelaskan bahwa Ubud memiliki beragam makanan yang memiliki cita rasa khas, yang tak terlepas dari budaya mereka yang sangat kental.   

"Kalau bicara gastronomi, local wisdom, otenticity, itu harus digarisbawahi. Jadi kalau bicara Ubud, kita akan bicara makanan-makanan yang ada di situ dengan culture-nya," kata dia usai jumpa pers Ubud & Gianyar UNWTO Prototype Gastronomi Destination di Jakarta, Selasa, 11 Juni 20019.

Kadin Perkuat Sinergi dengan BGN Jaga Kualitas hingga Distribusi MBG

Beberapa makanan itu, di antaranya sambal matah, bebek garing, bumbu base genep, lawar. Selain itu, beraneka ragam makanan yang disajikan saat upacara adat.

"Di mana-mana kita susah mendapatkan makanan dan ritual (seperti) itu agak sulit. Itu salah satu kekuatan kita, sehingga mereka langsung jatuh cinta," ujarnya.

Lebih rinci Vita menjelaskan bahwa ada tiga tahapan penting dalam proses mengangkat Ubud menjadi destinasi gastronomi dunia. Pertama, melakukan inventarisasi aset dan atraksi gastronomi termasuk memetakan kesiapan industri dan pelaku usaha, yang kemudian dibukukan dalam sebuah laporan dan diajukan ke UNWTO.

Kedua, penilaian oleh UNWTO dan dilakukan kick off proses verifikasi dan analisis melalui metode yang cukup detail, termasuk wawancara kepada semua stakeholder gastronomi, food and beverages, produsen, hotel, restoran, chef, inisiator food festival, pemerintah daerah, penyedia transportasi, akademisi, serta wisatawan lokal dan asing.

Proses di lapangan akan berlangsung delapan hari di Ubud, Gianyar, dan sekitarnya. Sedangkan proses pengumpulan data bakal dilakukan secara online dan offline selama tiga minggu. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan dan strategi rekomendasi. Ketiga, rekomendasi yang perlu diterapkan dan dilakukan oleh stakeholder untuk kemudian dilakukan penilaian kedua yang dijadwalkan awal Agustus 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya