Trekking Menyusuri Sawah Nan Asri di Kecamatan Wae Ri'i NTT
- VIVA/Jo Kenaru (NTT)
Katarina beruntung karena pondoknya kebetulan berada di pinggir jalur trekking sehingga sering disinggahi pengunjung.
Pekarangan pondok Katarina bersih. Di bawah pekarangan terdapat sebuah kolam berukuran 7x5 meter. Pemandu wisata yang membawa tamu ke situ menjadikan pondok Katarina sebagai rest area.
Kolam nila dan pekarangan yang bersih membuat pengunjung betah. Sejumlah wartawan yang berniat untuk mampir sebentar terpaksa duduk lama karena ingin mengetahui banyak tentang tempat itu dari Katarina.
Keberadaan pondok milik Katarina, membuat aktivitas pengunjung bertambah. Trekking, foto-foto, memancing ikan. Katarina tidak saja ramah, orangnya juga baik. Belasan awak media yang datang masih ditawari minum kopi.
Menyeruput kopi Flores racikan Mama Rina serentak menghapus lelah. Kopi arabika dihidangkan dengan pangan lokal seperti ubi, pisang dan keladi.
"Seadanya saja ya seperti kebanyakan orang Manggarai, harus melayani tamu dengan baik," ucapnya seraya mendesak kami untuk menghabiskan ubi di piring.
Katarina satu dari sekian banyak petani yang merindukan pertumbuhan ekonomi. Maka dia pun mengaku bersyukur dengan hadirnya pemandu wisata dari Ruteng yang mencetus ide trekking di persawahan Tesem.
"Kami petani sangat mengharapkan peningkatan ekonomi. Kami baru tahu ternyata ubi, pisang, kopi dan makanan kampung kami bisa menjadi uang berkat kehadiran turis," ujar Katarina yang juga mengaku telah beberapa kali mendapat bayaran dari pengunjung yang memesan kopi dan ubi dipondok miliknya.
Destinasi komplit
Berdasarkan riset tour operator, Flores Exotic tahun 2018 lalu, ternyata trekking merupakan pilihan berwisata yang paling diminati di Flores.
Berdasarkan rekomendasi Flores Exotic, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Manggarai merekomendasikan persawahan Wae Rii sebagai destinasi baru.
Di Wae Rii pengunjung tidak melulu menikmati pemandangan atau mendengar suara burung, lebih dari itu wisatawan bisa berinteraksi dengan petani.
Wakil Ketua HPI Manggarai, Yulianus Irwan Sagur menjelaskan, rice field trail mulai diperkenalkan sebagai paket wisata baru sejak tahun 2018.
"Sebelum pandemi (COVID-19) kita sering mengantar turis ke sini. Seminggu bisa tiga kali. Tapi karena terjadi pandemi, kunjungan sepi. Sekarang kita persiapan lagi, harapannya pandemi segera berakhir," ungkapnya.