5 Fakta Ngaben Upacara di Bali, Nomor 3 Penuh Makna

Prosesi Ngaben Tokoh Puri Kerajaan Denpasar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Fakta Ngaben, merupakan sebuah ritual upacara yang sangat sakral di Bali dan juga menjadi budaya yang penting. Upacara ini juga menjadi salah satu bentuk terakhir bagi pihak keluarga yang masih hidup. Untuk mengetahui lebih lanjut fakta-fakta Upacara Ngaben, Viva telah merangkum 5 Fakta Ngaben yang berasal dari berbagai sumber, salah satunya karya Maguel yang berjudul Island Of Bali, berikut fakta-faktanya;

Kronologi Jeon Hye Bin Kemalingan di Bali hingga Uang Rp170 Juta Lenyap

1. Kremasi Umat Hindu

Upacara Ngaben Massal Pemuka Agama Hindu Bali

Photo :
  • ANTARA Foto/Fikri Yusuf

Jeon Hye Bin Kehilangan Kartu Kredit di Bali, Rp 177 Juta Lenyap dalam 10 Menit

Ngaben sebutan lain dari sebuah upacara kremasi orang yang meninggal, dengan maksud keluarga mengirim orang yang meninggal untuk memasuki kehidupan "berikutnya". Dalam bahasa Hindu, Ngaben berarti memisahkan jiwa dari jasad, yang dilakukan dalam ritual ini melalui kremasi.

Sebelum upacara dimulai, anggota keluarga mendiang menyiapkan lembu kayu yang digunakan untuk menahan dan menempatkan jenazah yang selanjutnya akan dibakar.

Hotel Berbintang di Bali DIberi Waktu 3 Bulan Tangani Sampah, jika Melanggar Siap Kena Sanksi

Dalam ajaran Hindu, selain dipercaya sebagai dewa pencipta, Dewa Brahma memiliki wujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar agar api bisa kembali ke Sang Pencipta. Api yang dipercaya sebagai penjelmaan Dewa Brahma.

Api akan membakar semua ke kotoran yang melekat pada jasad dan roh yang telah meninggal dunia.

2. Lembu Bade

Upacara Ngaben di Bali

Photo :
  • Antara/ Nyoman Budhiana

Saat lembu kayu dan Bade seperti struktur bangunan Pura dibawa ke tempat kremasi, orang Bali biasanya akan mencoba membingungkan arwah mendiang, mereka memastikan mendiang tidak menemukan jalan pulang.

Orang Bali mengguncang lembu, memutar nya, melempar barang ke sana dengan lemparan tidak dalam dalam garis lurus, hal ini bermaksud hanya untuk membingungkan roh.

Upacara Ngaben sangat erat erat kaitannya dengan dengan kepercayaan nenek moyang yang menganggap beberapa binatang dianggap suci, keramat, memiliki kekuatan serta simbol-simbol tertentu. Seperti kerbau yang terdapat di seluruh tanah air dipandang sebagai lambang kesuburan, penolak roh-roh jahat dan sebagai tunggangan roh leluhur di akhirat.

Menurut lontar Babad Dalem Katiagan, milik I Ketut Rinda dikatakan bahwa pada suatu waktu Raja Watu Renggong bertanya pada Hyang Nirartha, tentang mana yang lebih mulia, antara swadharma seorang kesatria.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya