Menyusuri Jejak Batu Tempat Sujud Sang Proklamator
- VIVA.co.id/Muhammad AR
Batu Kraton juga mempunyai juru kunci. Saat ini Juru kuncinya adalah Pian, yang merupakan anak dari juru kunci pertama, H. Abu Bakar, yang sudah meninggal tahun 2003 lalu.Â
Tidak begitu banyak catatan sejarah keberadaan situs ini. Di atas Batu Kraton ada sebuah lempengan batu yang menghadap kiblat, yang menurut cerita dahulu kerap digunakan salat oleh Pangeran Dita Ciptarasa, penguasa Puncak Bogor.Â
Dipercaya oleh masyarakat sekitar, di sana ada tiga petilasan (pernah disinggahi - red) oleh Pangeran Dita Ciptarasa, Eyang Haji Gunawidjaya, dan Ratu Dewi Fatimah. Masing–masing petilasan dibuatkan sebuah bangunan. Yakni, Petilasan Pangeran Dita Cipta Rasa berada tepat di pintu masuk, Petilasan Ratu Dewi Fatimah berada di sebelah kiri, dan petilasan Eyang Haji Guna Widjaya di sebelah kiri Belakang Batu Kraton.
Pian menunjuk sebuah bangunan di samping Batu Kraton, yang merupakan petilasan Pangeran Dita Ciptarasa. "Bangunan itu isinya petilasan Pangeran Dita Ciptarasa dari  kerajaan Banten, beliau dulu menguasai Gunung Mas hingga Megamendung," tutur Pian menceritakan.
Bagi wisatawan yang berminat mengunjungi situs ini bisa melewati jalan Ciburial Puncak. Anda bisa juga melewati jalan Simpang Pasar Cisarua.
Batu Kraton sebagai benda cagar budaya syarat akan nilai sejarah tersebut kondisinya kini kurang terawat. Pagar tembok di sekeliling lokasi sudah lapuk, dan sebagian roboh.Â
Pian mengaku, sudah mengajukan pemeliharaan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor sejak 2011. Kendati demikian, hingga hari ini belum ada kepedulian dari pemerintah.Â
"Saya sudah mentok ke Dinas Pariwisata. Sekarang saya hanya berharap kalau ada dari yang mengunjungi saja," ujarnya.Â
Â
