Taiwan Beli Drone Reaper dan Rudal dari Amerika untuk Hadapi China

VIVA Militer: Drone General Atomics MQ-9 Reaper
Sumber :
  • Sputnik News

VIVA – Bukan Amerika Serikat (AS) namanya jika tidak mengganggu Republik Rakyat Tiongkok atau China. Iya, baru-baru ini beredar kabar bahwa Washington telah membangun hubungan yang cukup intens dengan negara tetangga China, Taiwan. 

Bahkan, dalam beberapa hari kedepan, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi dan Lingkungan, Keith Krach akan datang ke Taiwan untuk mematangkan rencana kerjasama dibidang pertahanan antara Amerika Seriktat dan Taiwan. 

Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, rencana kedatangan diplomat senior AS itu telah membuat China marah besar. Pasalnya, informasi yang dihimpun intelijen China, maksud kedatangan utusan Washington ke negara tetangga China itu dalam rangka suksesi belanja alat pertahanan atau senjata yang akan dilakukan oleh Taiwan dari AS.

Ternyata informasi itu benar. Amerika Serikat ternyata berencana akan menjual sejumlah alat pertahanan canggihnya kepada Taiwan untuk menghadapi kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China. 

Dikutip dari Sputnik News, saat ini Anggota Parlemen AS tengah membahas persetujuan permintaan pembelian senjata besar-besaran dari Taiwan. Kabarnya Taiwan sudah menganggarkan belanja senjata ke Amerika Serikat dengan nilai yang sangat fantastis, yaitu sebesar USD 7 miliar.

"Kesepakatan itu akan memberi pulau otonom tidak hanya dengan senjata pertahanan, tetapi juga dengan kemampuan ofensif dalam bentuk rudal serangan jarak jauh dan drone tempur," kata pejabat militer AS dikutip VIVA Militer dari Sputnik News, Sabtu, 19 September 2020.

VIVA Militer: Rudal anti-kapal Harpoon Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy)

Sementara itu, Wall Street Journal melaporkan, bahwa kesepakatan itu mencakup drone MQ-9B Reaper dengan nilai USD 400 juta dan peralatan pendukung lainnya. Drone MQ-9B Reaper merupakan drone hasil pengembangan terbaru AS yang dilengkapi dengan Kontrol Teknologi Rudal.

Rumah Mewah di Jaksel Digerebek, Isinya WN China Dalang Penipuan Online Berkedok Polisi Wuhan

Tidak hanya itu, selain drone Reaper canggih buatan AS, Taiwan juga berencana membeli rudal AGM-84H/K SLAM-ER. Rudal itu merupakan varian serangan darat jarak jauh dari rudal anti-kapal Harpoon. 

"Senjata itu dapat ditembakkan dari luar jangkauan sistem pertahanan udara China, yang berarti senjata tersebut hampir pasti akan digunakan untuk menyerang sasaran di daratan China jika terjadi konflik," dikutip dari New York Times.

Peringatan Waspada Tsunami Berlaku di Negara Bagian AS Pasca Gempa Rusia

Kendati demikian, hingga saat ini Taiwan sendiri belum blak-blakan terkait dengan rencana pembelian senjata dari AS tersebut. Bahkan, sejumlah media Taiwan menyatakan, bahwa rencana itu masih merupakan spekulasi semata. Tapi, China sudah mencium rencana itu jauh-jauh hari sebelum kedatangan Keith Krach. 

Beijing menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam dengan rencana AS untuk masuk ke negara tetangganya itu. Bahkan, China menyatakan secara terbuka bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan latihan militer di dekat selat Taiwan sebagai simbol bahwa Taiwan merupakan bagian dari integritas teritorial China dan AS tidak bisa masuk ke Taiwan dengan semena-mena.

Helikopter Militer Bundeswehr Jatuh ke sungai di Jerman Timur, 2 Prajurit Tewas dan Satu Hilang

"Kami sedang melakukan latihan militer di dekat Selat Taiwan, dengan alasan kebutuhan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial kami," kata otoritas China dikutip VIVA Militer dari Sputnik News, Jum'at, 18 September 2020. 

Baca juga : Amerika Ingin Jual Senjata ke Taiwan, China Marah Besar

Presiden AS Donald Trump.

Tarif Impor Baru Trump Berlaku per 7 Agustus

Tarif akan efektif pada 7 Agustus guna memberikan waktu yang cukup bagi Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS untuk mengubah sistem yang diperlukan.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2025