Aksi Mulia KSAU Teteskan Darah Segar Diganjar Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Wapres Ma'ruf Amin
- Dispenau
Jakarta, VIVA – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono menerima penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah Indonesia yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), KH. Ma'ruf Amin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.
Satya Lencana Kebaktian Sosial adalah penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah bagi pendonor darah yang telah mendonorkan darah 100 kali.Â
Penghargaan ini dianugerahkan berdasarkan Keppres RI Nomor 128 tahun 2019 dan Nomor 35 Tahun 2021 tentang Pengaungerahan Satya Lencana Kebaktian Sosial.
Dalam acara tersebut, tanda jasa Satya Lencana Kebaktian Sosial disematkan secara simbolis oleh Wapres RI kepada 26 perwakilan penerima.
Wapres RI KH. Ma'ruf Amin dalam sambutannya menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan darah secara berkelanjutan karena diperlukan untuk kesehatan, menyelamatkan nyawa, kebutuhan medis, dan penanganan penyakit kronis.
Ditekankan juga bahwa ketersediaan darah yang tidak selalu cepat dan cukup di rumah sakit dan bank darah menjadikan peran pendonor darah sukarela (DDS) sangat krusial.Â
"Setetes darah dapat memberikan harapan dan semangat bagi mereka untuk kembali sehat dan beraktivitas seperti semula," kata Wapres RI KH. Ma'ruf Amin.
Sementara itu, Kasau Marsekal TNI Tonny Harjono mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan penghargaan kepada para pendonor darah. Kasau lebih jauh berharap penganugerahan Satya Lencana Kebaktian Sosial ini dapat memotivasi lebih banyak orang lagi dalam melakukan aksi sosialnya untuk memenuhi kebutuhan darah nasional.
"Darah diberikan sebagai pejuang kemanusiaan untuk membantu sesama, dengan harapan Indonesia menjadi lebih sehat dan masyarakat yang membutuhkan dapat terbantu," ujar Kasau Marsekal TNI Tonny Harjono kepada awak media.
Jet Tempur F-15EX vs KF-21, Pilihan Sulit Indonesia yang Bisa Tentukan Masa Depan Pertahanan Udara
Indonesia menghadapi dilema besar: membeli jet tempur F-15EX dari AS atau tetap berkomitmen pada proyek KF-21 Boramae Korea Selatan yang terhambat utang.
