China Siap Ambil Alih Proyek Ekosistem EV di Indonesia dari Korsel

Ilustrasi mobil listrik / cas kendaraan listrik
Sumber :
  • VIVA/Krisna Wicaksono

Jakarta, VIVA – Mundurnya LG Energy Solution dari proyek investasi ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia tidak menjadi batu sandungan bagi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik nasional.

Terpopuler: Mazda EZ-60 Laku Keras, Damkar Dorong Mobil dan Motor Honda Rp30 Jutaan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan, investor pengganti dari Tiongkok, yakni Huayou, siap mengisi kekosongan tersebut.

“Dalam konsorsium besar, pergantian investor adalah hal lazim. Yang penting, target kita tetap tercapai dan tidak ada proyek yang berhenti,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi, Kamis 24 April 2025.

Tren Baru di China: Anak Muda Jadi 'Cucu Penuh Waktu' karena Sulit Dapat Kerja

Huayou, perusahaan berbasis di Zhejiang, Tiongkok, bergerak di bidang pengembangan dan manufaktur material baterai lithium-ion dan kobalt, yang selama ini menjadi komponen penting kendaraan listrik. Masuknya mereka diyakini memperkuat rantai pasok dan mendukung hilirisasi industri nasional.

Meskipun LG mundur, Menperin menegaskan bahwa industri baterai dalam negeri tetap berkembang. PT HLI Green Power, kolaborasi Hyundai dan LG, telah memulai produksi tahap awal dengan kapasitas 10 GWh, senilai USD1,1 miliar.

Mobil Listrik Mazda EZ-60 Laku Keras, Dipesan 33.000 Unit Sebelum Rilis

Selain itu, PT Hyundai Energy Indonesia dan PT Gotion Green Energy juga berkontribusi dalam pengembangan baterai EV di Indonesia.

“Saat ini, sudah ada beberapa produsen baterai dalam negeri. Kami juga dorong teknologi daur ulang agar industri ini berkelanjutan dan mandiri,” tutur Menperin.

Kemenperin juga menegaskan komitmennya terhadap target produksi 9 juta motor listrik dan 600 ribu mobil/bus listrik pada 2030, yang diharapkan menurunkan konsumsi BBM hingga 21,65 juta barel serta mengurangi emisi 7,9 juta ton CO2.

Kota Beijing, China.

Bursa Asia Dibuka Fluktuatif Jelang Rilis Data Ekonomi Penting dari China

Bursa Asia dibuka beragam pada perdagangan Selasa, 15 Juli 2025. Fluktuasi indeks dipici sikap 'wait and see' para investor menunggu serangkaian rilis data ekonomi China.

img_title
VIVA.co.id
15 Juli 2025